Kapolsek Padangbai hadiri Coffee Morning dengan Instansi Terkait, Bahas Peningkatan Pengawasan Media Pembawa HPHK, HPIK, dan OPTK.

Karangasem | detikperistiwa.co.id

Polsek Padangbai mengikuti kegiatan coffee morning bersama instansi terkait untuk membahas peningkatan pengawasan terhadap media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), HPIK dan OPTK. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Besar Karantina Hewan, Ikan danTumbuhan. Jum’at, 13/12/2024.

 

Dalam kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Kapolsek Kws Pelabuhan Padangbai Kompol l Nyoman Merta Kariana, S.H., M.H.
2. Kepala Balai Besar Karantina Hewan dan Tumbuhan Prov. Bali an Hebi Yuono
3. Ka SOP Pelabuhan Padangbai Muhammad Mustajib
4. Petugas ASDP yang diwakili oleh Panca Feby Riski
5. BPTD Pelabuhan Padangbai
6. Kepala SPPKL Bakamla Karangasem Mayor bakamla Kadek lis Martiaveni
7. Prebekel Desa Padangbai Ni Wyn Suparwati Surya Dewi
8. Kepala Pos TNI AL Candidasa
9. Kasat Polairud Polres Karangasem diwakili oleh KBO lpda l Made Dana
10. BBKK Pelabuhan Padangbai l Wayan Panca
11. BBKH Pelabuhan Padangbai l Wayan Giana
12. Kepala BKSDA Pelabuhan Padangbai Ida Made Suryawan
13. Securiti Pelabuhan Padangbai an l Wayan Gelgel dan tokoh masyarakat.

 

BBKH Bali, Hebi Yuono, dalam sambutannya, yang intinya menyampaikan pentingnya sinergi antarinstansi dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK melalui media pembawa seperti hewan, produk hewan, dan barang lainnya.

 

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan menyusun strategi pengawasan yang lebih efektif, terutama di wilayah perbatasan dan pelabuhan. Saat ini yang menjadi perhatian, terkait masuknya virus penyakit yang menyerang hewan ternak babi yang dikenal dengan sebutan ASF (Afika Swine Fever) atau demam babi afrika, dimana tingkat kematian pada babi ini cukup tinggi namun untuk di wilayah Bali sudah dapat kami kendalikan. Virus pada daging babi tersebut dapat dimusnahkan dengan pemanasan daging babi selama 4 jam pada suhu 40° c. sifat virus cukup kuat, daya tahan virus pada daging mentah dingin dapat bertahan 110 hari, pada daging beku 1000 hari, min 80°c. Kasus ASF pertama kali tersebar di Indonesia di wilayah Sumatra Utara, NTT dan di wilayah Bali di Denpasar Selatan,” ungkap Hebi Yuono.

 

Kapolsek Padangbai, Kompol I Nyoman Merta Kariana, S. H., M. H, menambahkan bahwa peningkatan pengawasan perlu didukung dengan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya pelaku usaha peternakan dan perdagangan. “Kami mengapresiasi langkah Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. dalam menginisiasi diskusi ini. Upaya bersama ini diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran penyakit yang dapat merugikan ekonomi dan kesehatan masyarakat,” katanya.

 

Dalam diskusi tersebut, peserta membahas beberapa hal penting, termasuk:
1. Memperketat pengamanan di jalur rawan penyelundupan hewan dan produk hewan.
2. Peningkatan fasilitas pemeriksaan di titik masuk seperti pelabuhan.
3. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HPHK dan kewajiban mematuhi aturan karantina.
4. Pengembangan sistem informasi terpadu untuk memantau pergerakan media pembawa HPHK.

 

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama antarinstansi untuk mendukung pengawasan secara berkelanjutan. “Dengan kerja sama yang erat, kita dapat melindungi masyarakat dari ancaman HPHK sekaligus menjaga stabilitas ekonomi wilayah,” imbuh Kapolsek Padangbai.

 

Kegiatan coffee morning ini mendapat apresiasi dari peserta, yang berharap diskusi seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin untuk memperkuat kolaborasi antarinstansi.

 

 

(Sby / Hms Padangbai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg