Bireuen – detikperistiwa.co.id
Masyarakat Kabupaten Bireuen diingatkan agar tidak terjebak dalam fanatisme terhadap isu kekayaan pribadi kepala daerah. Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi, menegaskan bahwa rakyat harus tetap rasional dan fokus pada kinerja serta integritas pemimpin, bukan pada citra kemewahan yang dibangun untuk konsumsi publik.
“Jangan silau dengan harta, kendaraan mewah, atau pesta yang megah. Rakyat harus sadar bahwa seberapa pun hartanya seorang bupati, uang pribadi bukanlah instrumen untuk membangun daerah,” tegas Arizal.
Ia menjelaskan, pembangunan daerah wajib dijalankan melalui mekanisme anggaran resmi negara, dengan pertanggungjawaban yang transparan dan sesuai aturan hukum. Mengandalkan kekayaan pribadi untuk urusan negara berpotensi menciptakan ketimpangan, ketergantungan, bahkan membuka ruang penyalahgunaan kekuasaan.
Fakta Ironis: Kemiskinan Masih Tinggi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bireuen pada tahun 2024 tercatat sebanyak 59,93 ribu jiwa. Fakta ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan perhatian dan kebijakan nyata dari pemerintah, bukan sekadar pertunjukan simbol kemewahan.
“Dengan angka kemiskinan setinggi itu, fokus kita seharusnya bukan pada seberapa besar kekayaan pribadi seorang pemimpin, melainkan seberapa serius ia bekerja untuk menurunkan angka kemiskinan dan menciptakan keadilan sosial,” ujar Arizal.
Isu Bantuan Lembu: Cerminan Salah Kelola Kekuasaan
Menanggapi isu yang beredar tentang dugaan permintaan bantuan lembu dari camat dan kepala dinas untuk pesta pernikahan anak bupati, Arizal Mahdi menilai bahwa tindakan tersebut—jika benar terjadi—merupakan penyimpangan serius dalam pemanfaatan kewenangan.
“Fasilitas negara dan jabatan publik semestinya digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga. Praktik seperti ini bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi dan prinsip keadilan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa aparatur sipil negara memiliki tanggung jawab kepada negara dan rakyat, bukan kepada individu atau dinasti kekuasaan. Ketundukan yang berlebihan kepada kepentingan pribadi pejabat berpotensi merusak tatanan birokrasi yang seharusnya netral dan profesional.
Bangkitkan Kesadaran Rakyat
Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas mengajak masyarakat Bireuen untuk bersikap lebih kritis dan aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan. Pemimpin yang ideal bukan yang kaya secara materi, melainkan yang bekerja keras membela kepentingan masyarakat kecil.
“Kita ingin Bireuen maju bukan karena pemimpinnya kaya, tapi karena pemimpinnya bersih, jujur, dan adil. Jangan biarkan rakyat terbuai oleh pertunjukan kemewahan yang menyesatkan,” pungkas Arizal Mahdi.
Detik Peristiwa