100 Hari: Janji yang Gagal, 10 Ribu Serap Tenaga Kerja Harapan Palsu
Detikperistiwa.co.id
Dalam kurun seratus hari pertama kepemimpinan, harapan masyarakat Belitung Timur yang semula melambung kini mulai meredup. Serangkaian janji politik yang sebelumnya digadang-gadang sebagai perubahan nyata, satu per satu terbukti tidak terealisasi sepenuhnya.
Salah satu yang paling disoroti adalah janji pemberian perlengkapan sekolah bagi seluruh pelajar di kabupaten Belitung Timur. Harapan besar itu nyatanya hanya menyentuh 102 pelajar dari keluarga tidak mampu, jauh dari target yang dipromosikan.
Tak hanya itu, janji ambisius penciptaan 10 ribu lapangan pekerjaan ternyata tak berbuah hasil. Alasannya? Harga timah yang fluktuatif, membuat tenaga kerja lebih memilih kembali ke sektor tersebut—suatu hal yang tidak pernah dijadikan pertimbangan serius dalam perencanaan awal.
Harapan akan masuknya investasi dari Cina sempat menyala di awal pemerintahan, namun perlahan memudar tanpa kejelasan bentuk investasi yang dijanjikan. Bahkan pembangunan *Sekolah Unggulan Garuda*, yang seharusnya sudah dalam tahap peletakan batu pertama, terkendala oleh status lahan yang belum *clean and clear*, serta permasalahan administratif akibat perubahan regulasi dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Belitung Timur sendiri belum memiliki regulasi daerah yang mengatur PBG, membuat proses pembangunan terhenti di tahap awal.
Kegagalan administratif ini diperparah dengan mundurnya dua pejabat penting: Sekretaris Daerah, Mathur Noviansyah, serta Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD), Kuspianto. Keputusan mereka mundur dari jabatan meninggalkan pertanyaan besar terkait stabilitas pemerintahan saat ini.
Di tengah berbagai kekecewaan ini, tim propaganda kampanye masih terus menyuarakan slogan *Nyaman Bekawan*, seolah-olah keberhasilan pembangunan telah nyata dirasakan masyarakat. Padahal, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak janji besar yang belum terealisasi, bahkan masih jauh dari harapan awal.
Seratus hari telah berlalu, namun tantangan bagi pemerintahan baru ini justru semakin besar. Masyarakat tentu menunggu langkah konkret, bukan sekadar janji yang tak kunjung menjadi realitas.'”ptytsl
Oleh ; Kik Dudung