Panggung Baru Dakwah Kemenag Kota Semarang: Dari Mimbar ke Media Sosial
SK Tim Medsos Diserahkan, Langkah Awal Menuju Dakwah Era Digital
SEMARANG – Suasana halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang tampak lebih hidup dari biasanya, Senin pagi (21 Juli 2025). Barisan ASN berdiri rapi mengikuti apel rutin. Tapi pagi itu bukan apel biasa. Di tengah barisan, hadir pula para ustadz TPQ, dan di ujung acara, satu lembar kertas berpita menjadi awal dari gerakan dakwah yang melangkah ke arah yang lebih digital.
Secara simbolis, Surat Keputusan (SK) Tim Media Sosial Penyuluh Agama Islam Tingkat Kota Semarang masa bakti 2025–2029 diserahkan langsung oleh Cholidah Hanum, gara zakat wakaf sekaligus pembina apel pagi itu. Momentum ini menandai terbentuknya tim kreatif yang dirancang khusus untuk menghidupkan wajah dakwah Kemenag Kota Semarang di dunia maya.
“Di zaman ketika swipe lebih cepat dari scroll Al-Fatihah, kita tidak bisa hanya berdakwah di mimbar,” ujar Hanum dalam sambutannya
“Medsos adalah panggung baru kita. Dan dakwah harus tampil di sana—dengan bahasa yang kreatif, tapi tetap berisi.” ujarnya lebih lanjut
Dari WhatsApp ke Instagram: Dakwah Butuh Kemasan Baru
Tim ini tak sekadar pelengkap struktur. Mereka adalah ujung tombak baru untuk mengisi ruang-ruang digital yang selama ini lebih banyak diisi konten viral tanpa arah. Berbekal semangat dan segenggam kreativitas, mereka diberi mandat untuk menghidupkan pesan-pesan keislaman yang damai, moderat, dan membumi, dalam bentuk yang mudah dicerna masyarakat digital.
Susunan tim terbilang lengkap. Ketua dijabat Syarif Hidayatulloh, didampingi Hasanah Hidayah sebagai Sekretaris, dan Varida Indah sebagai Bendahara. Sementara urusan konten dan estetika diserahkan pada dua motor kreatif: Khoirul Amin di Divisi Medsos dan Arief Pramudiyo di Divisi Produksi.(jurnalistik)
“Kami akan menghadirkan konten yang relevan, ringan, tapi tetap menggugah,” ujar Khoirul usai acara. Ia menambahkan bahwa pendekatan timnya tidak sekadar menyampaikan kutipan ayat atau hadis, tapi membungkusnya dalam narasi yang kontekstual, bahkan visual yang eye-catching.
Membangun Wajah Agama yang Ramah di Dunia Maya
Media sosial saat ini bukan hanya arena hiburan. Ia telah menjadi pasar ide, ruang debat, bahkan ladang dakwah. Namun, alih-alih membawa kedamaian, konten keagamaan yang mendominasi kadang justru memicu polarisasi.
Kemenag ingin tampil berbeda. Melalui tim ini, pesan-pesan keagamaan diharapkan hadir dengan pendekatan segar—tanpa menggurui, tanpa menuding, tapi mengajak lewat kedekatan dan empati.
“Tujuan akhir kami sederhana,” ucap Arief Pramudiyo, pengelola konten visual tim. “Menjadikan wajah agama lebih ramah di layar ponsel.”ungkapnya
Dengan gerakan kecil dari halaman apel itu, Kemenag Kota Semarang menunjukkan bahwa dakwah tak lagi hanya soal mimbar dan ceramah. Tapi juga soal caption, reel, dan narasi digital yang menggugah. Sebab hari ini, like bisa membuka hati, dan share bisa menjadi jalan cahaya.
Oleh:-pram-