Makassar,Sulawesi Selatan–detikperistiwa.co.id Malam puncak peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Tamalate berlangsung semarak di Taman Maccini Sombala, Selasa malam (19/8/2025).
Ribuan warga tumpah ruah menikmati pesta rakyat yang diisi dengan hiburan, pameran UMKM, dan berbagai atraksi budaya.
Acara puncak ini turut dihadiri Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, Ketua TP PKK Kota Makassar Ny. Melinda Aksa, unsur Tripika,para lurah se-Kecamatan Tamalate, anggota DPRD Kota Makassar, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, serta ribuan warga yang memadati area taman.
Camat Tamalate, H. Emil Yudyanto Tadjuddin, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas keterlibatan seluruh unsur masyarakat, mulai dari lurah, LPM, organisasi kepemudaan, tokoh agama, hingga warga di 11 kelurahan yang ada di Tamalate.
“Kebersamaan inilah yang menjadi kekuatan kita. Tanpa dukungan masyarakat, semua program hanya tinggal rencana. Saya bangga karena warga Tamalate bisa menunjukkan semangat kolaborasi yang nyata,” kata Emil.
Emil menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan HUT RI tingkat kecamatan telah berlangsung sejak awal Agustus dengan melibatkan seluruh stakeholder.
“Salah satu capaian besar kita adalah kanal yang dulunya kumuh kini bisa menjadi ruang publik. Ini hasil kerja bersama, bukan hanya pemerintah, tapi seluruh warga,” ujar Emil.
Ia juga melaporkan keberhasilan menata 106 pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di badan jalan untuk secara sukarela masuk ke dalam kompleks pasar.
“Ini bukan perkara mudah, tapi dengan pendekatan persuasif dan kesadaran warga, akhirnya semua pedagang bersedia. Hasilnya, jalan jadi tertib, pasar tetap ramai, dan warga nyaman berbelanja,” tambah Emil.
Selain itu, Emil memperkenalkan program inovasi Berlomba di Wilayah, yakni gerakan kompetisi antar-kelurahan untuk mendorong lahirnya ide-ide kreatif.
“Program ini lahir dari semangat bahwa setiap lorong punya potensi. Dengan lomba ini, kami ingin menggerakkan masyarakat agar terus melahirkan gagasan bermanfaat,” jelas Emil.
Ia juga menyinggung keberhasilan program literasi lorong di beberapa wilayah, termasuk Kampung Literasi di Bongaya.
“Ketika warga bergerak, maka perubahan itu nyata. Kampung Literasi Bongaya adalah bukti bagaimana partisipasi masyarakat bisa melahirkan karya besar,” tegas Emil.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin dalam sambutannya, menegaskan bahwa pembangunan kota hanya bisa berjalan maksimal jika didukung oleh masyarakat.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Partisipasi masyarakat adalah kunci. Tanpa dukungan warga, sebaik apa pun program itu akan sulit berhasil,” ungkap Munafri.
Ia menjelaskan sejumlah program prioritas, mulai dari seragam sekolah gratis, sambungan baru PDAM, hingga jaminan sosial pekerja rentan.
“Kami ingin memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena seragam, tidak ada keluarga yang kekurangan air bersih, dan para pekerja rentan juga terlindungi. Itulah bentuk hadirnya pemerintah di tengah masyarakat,” jelas Munafri.
Munafri juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.
“Kesehatan lingkungan adalah fondasi kualitas hidup. Kalau lingkungan sehat, maka warganya juga sehat. Karena itu, ayo mulai dari rumah kita masing-masing. Pisahkan sampah, manfaatkan komposter, hingga urban farming,” ujar Walikota.
Terkait kanal, Munafri memberikan apresiasi khusus kepada masyarakat Tamalate.
“Terima kasih untuk kerja keras warga yang sudah membersihkan kanal. Tapi saya juga ingatkan, jangan sampai setelah bersih lalu kembali kotor. Kanal itu bukan tempat sampah, melainkan jalur pengendali banjir. Kalau tersumbat, kita semua yang rugi,” tegas Munafri.
Menutup sambutannya, Wali Kota Munafri mengajak warga menjadikan perayaan kemerdekaan sebagai momentum memperkuat kebersamaan.
“Malam ini kita bergembira, tetapi setelahnya mari kita rawat lingkungan, jaga kanal, dan terus lanjutkan semangat kolaborasi. Dengan begitu, Makassar bisa menjadi kota yang lebih maju, sehat, dan membanggakan,” pungkas Munafri.
Niar Ch