Batam – detikperistiwa.co.id
Kelompok 5 siswa yang terdiri dari Alif Hidayah, Anwar Syahadat T, Ilham Fajri Alam, Desa Aura Setyani, Haiqal Devta Ramadhan, Obed Bouwer R Manalu, dan Marvelius Litus Jan Hasan, dalam tugas Bahasa Indonesia mereka mengangkat topik yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari, yakni pentingnya etika dan sopan santun dalam menjaga hubungan sosial.
Dalam pembahasan kelompok, para siswa menekankan bahwa etika dan sopan santun merupakan kunci utama terciptanya suasana yang harmonis di tengah masyarakat. Sikap tersebut mendorong terciptanya rasa saling menghargai, memperkuat ikatan sosial, serta meminimalkan terjadinya konflik antarindividu. Tanpa adanya etika, interaksi sosial akan mudah menimbulkan gesekan yang merugikan banyak pihak.
Selain itu, sopan santun juga diyakini sebagai cerminan kepribadian seseorang. Kelompok ini sepakat bahwa sikap santun memperlihatkan budi pekerti yang luhur, penghormatan terhadap sesama, dan karakter positif yang melekat pada individu. Orang yang terbiasa bersikap sopan akan lebih dihargai dan dipercaya oleh lingkungannya.
Namun, kelompok ini juga menyoroti dampak negatif apabila seseorang mengabaikan etika dan sopan santun. Kurangnya sikap santun dapat membuat individu dijauhi oleh orang lain, kehilangan kepercayaan, bahkan memicu ketidakharmonisan dalam lingkungan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa sopan santun bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi sebuah kebutuhan dalam membangun masyarakat yang damai dan seimbang.
Melalui diskusi tersebut, para siswa berharap agar nilai-nilai etika dan sopan santun terus ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter mulia yang mampu menjaga keharmonisan hidup bersama. (Nursalim Turatea).
