Transformasi dari Wih Pesam: Ketika Sekolah Negeri Menjadi Pusat Cahaya Karakter dan Prestasi

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; module: j; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Hdr; cct_value: 0; AI_Scene: (200, -1); aec_lux: 124.39684; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

Bener Meriah – detikperistiwa.co.id

Di sebuah dataran sejuk di Kabupaten Bener Meriah, berdiri sebuah sekolah negeri yang kini menjadi magnet perubahan pendidikan berbasis nilai. Namanya SMP Negeri 1 Wih Pesam, dan di balik kemajuan sekolah ini, berdiri sosok kepala sekolah yang visioner dan rendah hati Bapak Siner Jaya S., S.Pd., M.Pd.

Beliau bukan sekadar administrator pendidikan, melainkan seorang arsitek perubahan yang menyalakan semangat baru di dunia pendidikan negeri: menghadirkan model “Sekolah Negeri Berbasis Karakter Islam Terpadu.”

Visi yang Lahir dari Keprihatinan

Perjalanan transformasi itu bermula dari sebuah keprihatinan sederhana: mengapa sekolah negeri sering kali terjebak dalam rutinitas administratif tanpa ruh nilai?

Pada tahun 2021, Siner Jaya memulai langkah berani. Ia memimpin proses analisis mendalam terhadap hasil Asesmen Nasional (AN), karakter siswa, serta kondisi guru. Dari situ lahirlah sebuah visi baru — “Menjadikan SMP Negeri 1 Wih Pesam sebagai Sekolah Negeri Berbasis Karakter Islam Terpadu.”

Visi itu bukan sekadar slogan, tetapi komitmen perubahan. Ia percaya bahwa pendidikan sejati bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi transformasi akhlak dan karakter.

> “Sekolah negeri juga bisa menjadi teladan dalam membangun iman dan karakter,” ujar Siner Jaya. “Kita hanya perlu memulainya dengan niat tulus, kerja kolektif, dan visi yang berpihak pada nilai.”

Merajut Nilai dalam Setiap Langkah

Langkah pertama adalah melahirkan Program Pendidikan Agama Islam (PAI) Unggulan yang terintegrasi ke seluruh aktivitas sekolah. Tidak ada lagi pembelajaran yang terpisah antara “pelajaran umum” dan “pelajaran agama.”

Nilai-nilai keislaman disisipkan ke dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan sekolah: dari upacara pagi hingga kegiatan refleksi sore. Siner Jaya juga memperkenalkan Metode Ummi dalam pembelajaran Al-Qur’an, menjadikan SMP Negeri 1 Wih Pesam satu-satunya sekolah negeri bersertifikat Metode Ummi di Kabupaten Bener Meriah.

Implementasi ini mengubah wajah sekolah: siswa menjadi lebih sopan, disiplin, dan bersemangat. Sekolah yang dulu biasa-biasa saja kini tumbuh menjadi lingkungan belajar yang ramah, positif, dan penuh keteladanan.

Ketika Karakter dan Akademik Berjalan Seiring

Transformasi karakter di SMP Negeri 1 Wih Pesam ternyata berbanding lurus dengan capaian akademik.

Tahun 2022, Indeks Karakter dan Survei Lingkungan Belajar meningkat signifikan.

Tahun 2023, sekolah mencatat lonjakan nyata pada hasil Asesmen Nasional (AN) dan dinobatkan sebagai Sekolah Ramah Anak tingkat Kabupaten.

Tahun 2024, inovasi PAI Unggulan mendapatkan pengakuan tingkat Provinsi Aceh dengan meraih Juara 3 Sekolah PAI Unggulan.

Hasil ini menunjukkan bahwa penguatan karakter tidak menghambat akademik justru memperkuatnya.

> “Jika anak-anak mencintai nilai kebaikan, mereka akan belajar dengan hati, bukan sekadar mengejar angka,” tutur Siner Jaya dengan senyum khasnya.

Kepemimpinan yang Menggerakkan

Salah satu keunggulan Siner Jaya adalah kemampuannya membangun ekosistem belajar di antara guru. Ia mendirikan Komunitas Belajar (Kombel) yang menjadi wadah guru untuk saling belajar, berbagi praktik baik, dan melakukan lesson study berbasis nilai keislaman.

Melalui in-house training rutin dan pendekatan Kepemimpinan Pembelajaran Berbasis Data, setiap guru diajak menganalisis capaian siswa dan mengaitkannya dengan penguatan karakter.

Hasilnya, guru tidak lagi bekerja sendiri-sendiri. Mereka menjadi satu tim yang bergerak dengan arah yang sama mendidik dengan niat, mengajar dengan hati, dan membimbing dengan teladan.

Menjadi Sumber Inspirasi bagi Sekolah Lain

Transformasi yang dilakukan Siner Jaya tak berhenti di lingkungan sekolahnya sendiri. Ia kini sering diundang sebagai narasumber dan mentor bagi kepala sekolah lain di Kabupaten Bener Meriah.

Program PAI Unggulan yang digagasnya telah menjadi Best Practice yang direplikasi oleh sekolah-sekolah di klaster Wih Pesam.
Langkah ini membuktikan bahwa inovasi sejati adalah yang menginspirasi dan menular.

> “Transformasi bukan tentang satu orang, tetapi tentang bagaimana ide baik bisa hidup dan memberi manfaat lebih luas,” katanya saat berbagi pengalaman dalam forum kepala sekolah di kabupaten itu.

Warisan yang Menjadi Budaya

Kini, Program Pendidikan Berbasis Islam Terpadu di SMP Negeri 1 Wih Pesam telah diinstitusionalisasikan ke dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) dan Peraturan Internal Sekolah.
Artinya, inovasi ini tidak bergantung pada satu figur. Ia telah menjadi budaya permanen yang melekat dalam sistem sekolah.

Regenerasi guru juga berlangsung alami melalui Kombel. Guru-guru senior menjadi mentor bagi guru muda, memastikan nilai-nilai karakter tetap hidup di ruang kelas.

Siner Jaya memastikan bahwa setiap inovasi memiliki keberlanjutan. Ia tidak ingin perubahan berhenti ketika masa jabatannya berakhir.

> “Transformasi sejati bukan ketika sekolah berubah saat kita pimpin, tapi ketika perubahan itu tetap hidup setelah kita pergi.”

Jejak yang Menyala dari Wih Pesam

Apa yang dilakukan Siner Jaya S., S.Pd., M.Pd. di SMP Negeri 1 Wih Pesam adalah bukti bahwa sekolah negeri pun bisa menjadi pusat inovasi, karakter, dan spiritualitas.

Ia menunjukkan bahwa kepala sekolah transformatif bukan hanya pemimpin administratif, tetapi pemimpin nilai.
Pemimpin yang mampu menyatukan ilmu dan iman, disiplin dan empati, serta menjadikan setiap ruang kelas sebagai tempat tumbuhnya generasi berkarakter.

Kini, sekolah kecil di Wih Pesam itu bukan sekadar tempat belajar melainkan simbol perubahan. Sebuah cermin bahwa pendidikan terbaik bukan tentang gedung megah atau fasilitas canggih, melainkan tentang hati yang memimpin dengan visi dan teladan.(#)