Kepala SMPN 4 Siborongborong Tegas Bantah Isu Miring: “Fitnah yang Merusak Nama Baik Saya dan Sekolah”

Tapanuli Utara – detikperistiwa.co.id

Plt Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Siborongborong, Juniarta Simamora, S.Pd, membantah keras seluruh tuduhan yang beredar dalam pemberitaan dan media sosial, khususnya di situs link media online fokus24.id tanggal 14 Oktober 2025.

Isu yang menyebut dirinya terlibat dalam dugaan perselingkuhan, pungutan liar, serta pengelolaan kantin sekolah ditegaskannya sebagai fitnah yang tidak berdasar.

“Semua tuduhan yang dimuat di media dan media sosial tidak benar. Itu fitnah yang sangat merugikan saya,” tegas Juniarta Simamora kepada wartawan detikperistiwa.co.id, Selasa (14/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa salah satu wartawan mengaku dari media online fokus24.id, Patar Lumban Gaol, diduga sempat datang ke sekolah, namun tidak sempat bertemu langsung dengannya. Karena itu, klarifikasi yang beredar di media , bukan hasil wawancara langsung.

“Saya tidak pernah ditemui langsung. Hanya dihubungi lewat chat seperti yang beredar di media sosial dan pemberitaan. Dan saya sudah tegaskan, semua tuduhan itu fitnah,” ujarnya.

Terkait isu dugaan perselingkuhan dengan beberapa pria beristri, Juniarta menegaskan bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar.

“Pemberitaan yang menyebut saya memiliki hubungan dengan enam laki-laki beristri itu tidak benar sama sekali. Itu fitnah yang sangat merugikan nama baik saya dan sekolah,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia juga memberikan klarifikasi mengenai pemberitaan yang menuding adanya pungutan sebesar Rp380.000 per siswa. Menurutnya, biaya tersebut merupakan hasil kesepakatan orang tua siswa, bukan kebijakan sepihak dari pihak sekolah.

“Rp380 ribu itu bukan pungutan liar. Itu hasil kesepakatan orang tua dalam rapat, lengkap dengan berita acara. Dana itu digunakan untuk pakaian olahraga, batik, rompi, dan atribut sekolah seperti nama, kelas, lokasi, serta bendera. Semua sudah dijelaskan secara terbuka,” jelasnya.

Ia menambahkan, atribut sekolah seperti topi, dasi, dan perlengkapan lainnya sudah dibagikan kepada siswa, sementara seragam olahraga masih dalam proses pengiriman dan seragam batik sedang dalam pengerjaan.

Mengenai isu adanya setoran Rp200.000 dari pengelola kantin, Juniarta menegaskan bahwa dana tersebut bukan pungutan dari kepala sekolah, melainkan inisiatif sukarela dari pihak pengelola kantin.

“Kontribusi Rp200 ribu dari pengelola kantin itu bukan perintah saya. Itu kesepakatan sukarela dari pengelola kantin sendiri di hadapan guru, kepala sekolah, dan PKS. Dana itu untuk partisipasi kebersihan dan pengelolaan sampah, bukan untuk kepentingan pribadi,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menanggapi isu soal pergantian PKS dan bendahara sekolah. Juniarta menegaskan bahwa rotasi jabatan merupakan wewenang kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi administrasi.

“Pergantian PKS dan bendahara itu murni untuk efektivitas kerja. Yang lama sudah sepuh dan kurang mahir mengoperasikan komputer, jadi saya tunjuk yang lebih muda dan energik agar bisa bekerja sama dengan baik untuk kemajuan sekolah,” jelasnya.

Sejumlah guru dan anggota komite sekolah turut mendukung klarifikasi tersebut. Mereka menilai pemberitaan sebelumnya tidak berimbang dan merugikan nama baik lembaga.

“Selama ini Bu JS menjalankan tugas dengan baik dan terbuka. Soal isu pribadi itu tidak benar. Beliau profesional dan selalu bermusyawarah dalam setiap keputusan,” ujar salah satu guru yang enggan disebutkan namanya.

Juniarta berharap masyarakat dan pihak media dapat lebih berhati-hati dalam menyikapi informasi yang belum terverifikasi, serta tetap menjunjung tinggi asas keberimbangan dan akurasi pemberitaan.

“Saya berharap semua pihak, terutama media, bisa menelusuri sumber informasi secara benar agar tidak merusak nama baik seseorang. Biarlah pihak berwenang yang menelusuri penyebar isu ini,” pungkasnya.

Sebagai tindak lanjut, Juniarta Simamora menyatakan bahwa dalam waktu dekat ia akan membuat hak jawab resmi kepada media yang telah memuat pemberitaan miring tersebut, sebagai bentuk klarifikasi dan penegasan atas nama baik pribadi maupun lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

“Dalam waktu dekat saya akan membuat hak jawab saya di media yang menerbitkan isu miring yang merugikan saya. Ini penting agar publik tahu kebenaran dan tidak termakan fitnah,” tegasnya menutup pembicaraan.

(L. Tampubolon / detikperistiwa.co.id)