Menyongsong Tantagan Nasional,Para GTK Aceh Berbenah

Menuju keberangkatan tingkat Nasional, 38 Peserta Terbaik mewakili Aceh Siap berjuang di kanca Nasional

Menyongsong Tantangan Nasional, Para GTK Aceh Berbenah

* Kas Pani

Sorak-sorai dan gemuruh tepuk tangan telah reda setelah diumumkannya para Terbaik Apresiasi GTK 2025 yang digelar oleh Balai Guru Tenaga Kependidikan (BGTK) Aceh beberapa minggu lalu.

Namun, bagi para peraih predikat Terbaik 1, ini bukanlah garis finis. Sebaliknya, sebuah ” jalan panjang dan berliku “, start baru saja dimulai. Euforia harus segera ditanggalkan, menggantinya dengan fokus dan disiplin tinggi untuk persiapan menuju tingkat nasional.

Di balik layar, sebuah perjuangan baru digelorakan. Para juara ini tidak berhenti berpuas diri. Tantangan selanjutnya telah menanti, mereka harus memoles ulang bahan presentasi dan mengasah ketajaman dalam sesi wawancara. Para mentor dengan ” lembut ” beramanah,

” Kita tidak hanya ingin menjadi penggembira, tetapi ingin masuk bagian dari yang terbaik di tingkat nasional. ”

Kalimat ini bukan sekadar penyemangat, melainkan sebuah komitmen yang harus diwujudkan.

Beberapa hari terakhir, persiapan digencarkan dengan intensitas tinggi. Pertemuan-pertemuan virtual menjadi agenda rutin, memastikan setiap peserta mendapat bimbingan yang maksimal tanpa terhalang jarak. Setiap detail diperhitungkan dengan cermat.

Tampilan PowerPoint yang sebelumnya sudah baik, dibongkar pasang lagi. Desainnya diperhalus, kontennya dipadatkan, dan alur ceritanya dibangun agar lebih menggugah. Public speaking menjadi fokus latihan lain. Intonasi, gestur, dan kontak mata dengan audiens dilatih tanpa henti. Bahkan, ketepatan waktu presentasi menjadi perhatian serius, karena setiap detik sangat berharga.

Tidak heran jika kemudian praktik presentasi dilakukan berulang-ulang,
baik di depan cermin untuk mengoreksi diri sendiri, maupun di depan audiens kecil untuk membangun mental dan menerima masukan. Semua ini dilakukan dengan satu tekad mempersembahkan yang terbaik untuk Aceh.

Semangat membara ini muncul dari kesadaran bahwa momen presentasi dan wawancara di Jakarta nanti adalah peluang emas terakhir. Sebab, dua komponen penilaian lainnya, naskah tertulis dan video praktik mengajar
telah dikunci dan dinilai sebelumnya. Detik-detik menjelang keberangkatan ke ibu kota ibarat latihan terakhir bagi seorang prajurit sebelum turun ke medan pertempuran.

Setiap slide, setiap kata, dan setiap jawaban untuk pertanyaan wawancara disiapkan dengan penuh keyakinan dan doa. Mereka tidak hanya membawa nama diri sendiri, tetapi juga harapan dan kebanggaan seluruh masyarakat Aceh.

Perjalanan panjang dan berliku ini sebagai bukti bahwa sebuah penghargaan tidak diraih hanya dengan bakat, tetapi dengan kesiapan, dan kerendahan hati untuk terus belajar.

Semangat GTK Aceh ! Semoga berbuah manis dan terbaik di pentas nasional.]]