Enam Pompa Dikerahkan, Banjir Rendam Desa Kedungbanteng — Ratusan Warga Menjerit Histeris

Enam Pompa Dikerahkan, Banjir Rendam Desa Kedungbanteng — Ratusan Warga Menjerit Histeris

Sidoarjo, 25 November 2025 — Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo sejak Senin siang menyebabkan Sungai Kedungbanteng meluap dan merendam permukiman warga. Sedikitnya sembilan RT di Desa Kedungbanteng terendam banjir dengan ketinggian bervariasi:

RT 01: 10 cm

RT 02: 30 cm

RT 03: 30 cm

RT 04: 30 cm

RT 05: 60 cm

RT 06: 30 cm

RT 07: 30 cm

RT 08: 15 cm

Situasi darurat ini langsung ditanggapi oleh Camat Sabino Mariano S.Sos., M.Kp., yang turun ke lokasi bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta Kepala Desa Kedungbanteng. Sebanyak enam pompa air dikerahkan untuk mengurangi genangan yang semakin meluas. Namun banjir tetap sulit dikendalikan, membuat ratusan warga menjerit histeris akibat air yang terus naik memasuki rumah mereka.

Kepala Desa Kedungbanteng, Budiono, S.Pd, menyatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terparah dalam tiga tahun terakhir.
“Air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 16.00 sore. Kami langsung melakukan pendataan ke seluruh warga, namun banyak yang tetap memilih bertahan di rumah masing-masing,” ujarnya.

Hingga sore hari, lebih dari 3.000 warga masih memilih untuk tidak dievakuasi, meski BPBD Kabupaten Sidoarjo telah menurunkan tim untuk bersiaga dan membantu proses evakuasi.

Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan mendesak, antara lain MCK darurat, makanan siap saji, air bersih, selimut, dan obat-obatan.

Menurut laporan sementara, banjir disebabkan oleh tingginya intensitas hujan serta adanya proyek pembangunan rumah pompa di Desa Kedungpluk yang belum berfungsi optimal, ditambah tersumbatnya beberapa saluran irigasi di area persawahan. Petugas gabungan dari BPBD, TNI, dan unsur Forkopimda turun ke lapangan untuk membersihkan saluran agar genangan air segera surut.

Akibat kondisi ini, aktivitas belajar di SMPN 2 Tanggulangin yang berada di Desa Kedungbanteng terpaksa diliburkan hingga situasi kembali memungkinkan. Pemerintah desa juga mengimbau warga untuk tetap waspada karena potensi hujan lebat masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan keluhannya terhadap lambannya penanganan banjir tahun ini.
“Pemerintah desa maupun daerah sangat lamban menangani masalah banjir, terutama di Desa Kedungbanteng tercinta ini. Sampai kapan kami harus bertahan seperti ini?” keluhnya.

(Laporan: Luqman)