Buleleng | detikperostiwa.co.id
Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, S.I.K, M.H, mengapresiasi kinerja Timsus Bhayangkara Goak Poleng (Gabungan dari fungsi satuan reserse, intel dan samapta) dapat mengungkap pelaku pemalsuan dokumen STNK, dibawah pimpinan AKP Arung Wiratama.,S.T.K., S.I.K, selaku Kasat Reskrim Polres Buleleng mengamankan dua pelaku pemalsuan dokumen STNK.
Kapolres Buleleng, pimpin press release terhadap pengungkapan pemalsuan dokumen STNK, yang didampingi Kasat Reskrim dan Kasi Humas Polres Buleleng AKP I Gede Darma Diatmika, S.H, didepan loby Mapolres Buleleng. Senin, 08/04/2024.
Pengungkapan dugaan tindak pidana Pemalsuan Dokumen Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), yang diketahui terjadi pada hari senin tanggal 01 april 2024 sekitar jam 11.00 wita TKP Dusun Melaka Desa Kayu Putih Melaka Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.
Berawal adanya laporan dugaan tindak pidana penggelapan mobil yang terjadi di Desa Kalibukbuk, yang dilakukan Putu Dedi Andika dalam pengakuannya sempat menjual kendaraan yang bukan miliknya dengan STNK diduga palsu, kemudian Tim Bhayangkara Goak Poleng Sat Reskrim melakukan penyelidikan secara intensif, mobil tersebut ditemukan di Dusun Melaka Desa Kayu Putih, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng yang dikuasi oleh Saidra. I Gede S, setelah dilakukan pengecekan STNK dan Plat Mobil tersebut tidak sesuai dengan aslinya, dan kendaraan tersebut disita.
Dari hasil penyelidikan STNK tersebut dipesan Putu Dedi andika kepada I Wayan Y als DE GUN, umur 45 thn, dengan alamat Ketewel Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar dan I G B als BAGONG, 34 tahun, asal Desa Manggissari Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana, keduanya diduga pelaku pemalsuan STNK tersebut. pada hari kamis 04 April 2024 sekira pukul 01.00 wita, timsus kedua pelalu dugaan tindak pidana Pemalsuan Dokumen Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), diamankan dirumah kontrakan Jl. Cekomaria gang Umasari Penguyangan Kangin Denpasar Utara.
Dalam Kasus pemalsuan STNK tersebut tim bhayangkara goak poleng mengamankan 1 (satu) buah STNK Palsu an. I PUTU DEDI ANDIKA dan 1 (satu) unit Mobil Portuner warna hitam DK 1413 FAV. Dan juga alat yang dipakai membuat STNK
palsu tersebut sebagai berikut : 1 (satu) buah Printer Epson L 3110 watna hitam, 1 (satu) buah Laptop Asus warna silver dan chargernya, 2 (duan) bendel plastik untuk pembukusan STNK, Beberapa kertas HVS yang sudah terpotong sesuai ukuran STNK, 1 (satu) benel stiker hologram, 1 (satu) lembar amplas ukuran 1000 (seribu), 2 (dua) buah penggaris ukuran 40 (empat puluh) sentimeter yang terbuat dari besi, 1 (satu) buah setrika listrik warna hitam merk Maspion, 2 (dua) kotak cat lukis merek osama water colours, 1 (satu) kotak pisau cutter, 1 (satu) kotak amplop ukuran 104, 1 (satu) buah kuas kecil, 1 (satu) buah palet cat, 11 (sebelas) buah lem kertas, 1 (satu) buah pensil, 1 (satu) buah penghapus, 1 (satu) buah pisaudorong berwarna orange, 2 (dua) buah gunting, 1 (satu) buah HandPhone merek Oppo A77S warna hitam, 1 (satu) buah HandPhone merek Infinix warna hijau muda, 1 (satu) buah kartu ATM BCA dengan nomor rekening 0403338955 atas nama I GEDE BUDIASA, 6 (enam) lembar cetakan STNK yang masih kosong, 4 (empat) lembar STNK duplikasi atau palsu yang sudah berisi data, 5 (lima) buah stempel cap samsat pengesahan pajak tahunan, 15 (lima belas) lembar pita notice pajak, 8 (delapan) lembar STNK duplikasi yang sudah tercetak, 1 (satu) buah stempel cap samsat pengesahan pajak tahunan, Uang tunai sebesar Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah), dan 1 satu Unit Sepeda motor Yamaha tahun 2020 DK 5346 ACP.
Adapun caranya, jika ada pesanan maka pelaku De gun meminta data KTP dan STNK asli pemesan, kemudian merubah menggunakan Laptop, untuk membuat duplikasi STNK atau scan kemudian diprint, setah jadi pelaku BAGONG sebagai pengirim ke alamat pemesan, dijual dengan harga Rp. 1.700.000 (satu juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk STNK Mobil dan Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah) untuk STNK sepeda motor.
Kapolres Buleleng mengatakan terhadap kedua pelaku dapat disangkakan pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun.” ujarnya.
Sby
Berita Terkait
Sejarah Mistis Batu Buyong Dan Wisata Belitung Timur. Diantara bebarapa objek wisata yang ada di pulau Belitung,salah satu yang sering di kunjungi wisatawan local adalah Batu Buyong di Batu Aer Tanjung Kelumpang . Obyek Wisata ini berada di daerah paling ujung di Selatan Pulau Belitung,terletak sekitar 110 km dari kota Tanjung Pandan, Batu Buyong bisa di capai menggunakan kendaraan roda dua maupun empat. Kelebihan obyek Wisata ini adalah sebuah batu seukuran lapangan bulu tangkis yang terlihat agak unik. Layaknya sebuah batu yang memang di letak kan di atas sebuah batu datar lain nya. Senin (4 Agustus 2025) Tono biasa disapa dengan panggilan Pitoy ini, anak dari Saidi Kahar, Cucu dari kek Kahar (Dukun terdahulu) Tono Pitoy penerus kuncen (Dukun) Batu Buyong yang juga melibatkan dukun Kampong bang alm Zani. Tono Pitoy menyebutkan, sebagai tempat wisata, kawasan obyek wisata Batu Buyong ini juga di kenali masyarakat sebagai tepat yang memiliki nuansa Magis cukup kuat. Hingga kerapkali orang-orang mendatangi Batu Buyung untuk bernazar, jelas Pitoy. Tak terlepas dari cerita di balik keberadaan dan asal usul Batu Buyong itu sendiri. Yang konon hanya sebuah batu kecil seukuran kepala bayi ( buyong.red ) yang berasal dari Kerajaan Majapahit, jelas Pitoy. Di kisahkan,dalam satu misi perluasan wilayah, satu armada kecil dari Kerajaan Majapahit melihat sebuah ” gosong ” yang aneh. Tampak seperti gosong,tapi pemandangan dari laut sangatlah indah. Terpesona dengan keindahan gosong tersebut, serempak semua awak perahu menghentikan pekerjaan. Mereka memilih menikmati keindahan tersebut daripada melakukan pekerjaan. Namun demikian,kendati memiliki kesempatan, mereka tak berani langsung mendarat ke gosong tersebut. Takjub dengan keindahan gosong tersebut, para awak perahu Kerajaan Majapahit seperti merasakan hanya mendatangi sebuah pulau tak berpenghuni saja. Tapi bedasarkan pengalaman di pulau-pulau lain, mereka merasa yakin bahwa gosong yang indah ini pasti ada penghuni nya. Dengan keyakinan tersebutlah kemudian mereka menyempatkan diri singgah sebentar untuk sekedar beristirahat sambil menikmati indahnya gosong. Sesampai di tanah Jawa, pimpinan Armada Kecil itupun segera melapor kepada Raja. Menceritakan pulau temuan yang anggap ganjil dan penuh misteri ini. Mendapat laporan demikian Raja merasa perlu untuk segera menanggapinya. Pertemuan singkat pun di gelar untuk memutuskan apakah pulau tersebut akan di beri tanda sebagai milik Majapahit. Di akhir pertemuan Raja menginstruksikan Hulubalang membuat sebuah tanda berupa subuah batu yang di buat dari batu dapur ( Tanah liat yang di bulatkan, biasanya di gunakan untuk membuat dapur api di rumah-rumah di kampong, sebesar kepala buyong-bayi.(red ). Mendapat instruksi demikian, Hulubalang pun segera menyiapkan sebuah batu dapur lengkap dengan tali rantai yang panjang sebagai pengikat pulau tersebut dari Pulau Jawa. Setelah semua perlengkapan siap rombongan kedua pun berangkat menuju pulau misterius tadi. Berbeda dengan misi sebelumnya,kali ini anggota rombongan jauh lebih banyak. Singkat cerita setelah rombongan tadi sampai di pulau misterius, mereka segera meletakan Batu Buyong di tempat nya sekarang ini. Dari Batu Buyung ini pula lalu di ikatkan rantai hingga sampai ke Pulau jawa. Sedang sebagian kecil tetap tinggal untuk mengawasi sekaligus menjaga pulau tersebut agar tidak di ambil orang lain. Penjaga inilah yang konon masih menghuni daerah dimana batu tersebut di letak kan. Kepada beliaulah orang-orang minta sesuatu untuk kemudahan yang bersifat duniawi. Saat ini Batu Buyung sudah tidak seperti keadaannya pertama kali di bawa dari tanah Jawa, yang hanya seukuran kepala bayi. Tapi sudah membesar hingga menjadi seukuran lapangan bulutangkis. Namun, yang aneh bin ajaib, letak Batu Buyong ini persis seperti sebuah batu yang memang diletakan di atas sebuah batu datar lain nya. Lebih lanjut Tono Pitoy mengatakan, menurut sejarahnya jaman dahulu, jika batu ini di dorong baramai-ramai ia akan tergeser ke lautan.Tetapi karena sekarang sudah di anggap batu berpenghuni, maka orang tak berani lagi membuktikan nya. Pitoy juga mengatakan bahwa, penghuni Batu Buyung ada 9 orang. 3 diantaranya Yaitu Kik Bedungun, Kik Bujang Tanggong ( Melayu/Islam ), Dr.Parlin dan disebelah kanan paling ujung khusus Tepekong yang dahulu yang sering didatangi orang Cina Bombai Gambar Melayang ( Cina/Khong Hu Cu ), dan Penderas kilat Di Awan ( Kulit Putih), Kata Tono Pitoy. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa, permintaan sesuatu kepada penunggu Batu Buyong ini akan bisa di kabulkan setelah peminta melakukan ” Pertapaan yang sangat berat ujian nya. Mula-mula Pertapa di lemparkan ke Gunung Baginda, lalu oleh penghuni Gunung Batu Beginda di kembalikan ke Batu Buyong. Lempar melempar itu terjadi sebanyak tujuh kali secara berulang-ulang. Nah, jika di Pertapa berhasil melewati ujian pertama ini, maka si Pertapa akan di lemparkan ke sebuah gosong bernama GOSONG PARAK, untuk uji secara Magis. Setelah seorang Pertapa berhasil melewati ujian terakhir ini, barulah apa yang di inginkan dan di sampaikan Pertapa sebelumnya akan di kabulkan. Memang sejauh ini tak ada yang menceritakan sudah berapa banyak Pertapa yang di kabulkan permintaan nya. Namun, sebagian masyarakat tetap yakin bahwa, batu yang semula hanya berukuran kepala bayi itu telah berubah menjadi sebesar lapangan buluh tangkis itu, tetap di jaga oleh pasukan yang di kirim oleh Raja Majapahit ketika menguasai Pulau Belitung, hingga jadi terkesan angker. (BSAHIB.,Pitoytsl.)
Dibaca 106