Ishak Beuraksa: Masa Depan Aceh Terancam Jika Dipimpin Calon Tak Layak, Masih Ada Figur yang Lebih Baik

Aceh – detikperistiwa.co.id

Pemilihan kepala daerah serentak di Aceh menuai perhatian serius dari masyarakat, termasuk tokoh-tokoh lokal dan diaspora. Banyak yang menyampaikan kekhawatiran serta kritik terhadap partai politik yang dianggap sembarangan dalam mencalonkan kandidat untuk posisi gubernur, bupati, dan wali kota. Beberapa calon dinilai tidak berpengalaman, memiliki rekam jejak buruk, bahkan ada yang tidak mampu membaca Al-Quran.

Dalam wawancara baru-baru ini, beberapa media meminta pandangan Ishak Beuraksa, seorang ahli kebatinan dan budaya Islam asal Aceh yang dikenal dengan panggilan Samson. Saat ditemui di kediamannya di Jakarta, Ishak menyampaikan keprihatinannya atas situasi politik di Aceh saat ini, dan memperingatkan bahwa masa depan Aceh berada dalam bahaya.

Menurut Samson, ancaman tersebut bukan karena kurangnya sosok pemimpin yang layak, melainkan akibat dorongan dari partai politik, baik nasional maupun lokal, yang mencalonkan individu-individu yang tidak kompeten, tidak bermoral, dan hanya mengejar kekuasaan serta kekayaan. Ia menilai banyak calon saat ini merupakan sosok yang korup dan menindas, yang tidak pantas memimpin Aceh.

“Coba lihat para kandidat gubernur, wakil gubernur, bupati, dan wali kota yang dimajukan oleh partai-partai politik. Banyak dari mereka tidak punya kompetensi, tidak memiliki pengetahuan, serta tidak bermoral. Bahkan ada yang korup dan tidak mampu memimpin. Ini sangat berbahaya bagi masa depan Aceh, dan kita harus bertindak segera,” ungkap Samson.

Ia menegaskan, Aceh membutuhkan pemimpin yang berpengalaman, berpengetahuan, dan memiliki integritas. Sosok yang mampu memimpin Aceh menuju kesejahteraan dan tidak bisa dijadikan boneka oleh pihak-pihak tertentu. Samson mendesak partai politik untuk segera mengganti kandidat-kandidat yang tidak layak dengan sosok yang lebih mumpuni dan memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik.

Samson, yang dikenal sebagai ahli kebatinan dan kekuatan fisik, juga memperingatkan bahwa jika kandidat-kandidat saat ini tidak diganti, Aceh akan menghadapi konsekuensi serius, termasuk potensi konflik dan kerusakan politik yang lebih parah.

Ia mengakhiri dengan menyerukan agar partai politik dan lembaga penyelenggara pemilu bertindak cepat, memastikan bahwa calon pemimpin Aceh mencerminkan kehendak rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir elit politik. “Masih ada figur yang lebih baik di Aceh. Jangan sampai kita memilih yang terburuk,” tutupnya.

Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg