*Buruh Tenun Korban BMT Mitra Umat Pekalongan Meninggal*
Oleh: Untung Nursetiawan, Pemerhati Sosial Kota Pekalongan
[Pekalongan Jateng:Https//detikperistiwa.co.id ] Kisah pilu dialami Abbas (60th), seorang buruh tenun kerajinan di RIDAKA Pekalongan. Pria yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai penenun ini harus kehilangan seluruh tabungannya yang ia simpan di BMT Mitra Umat Pekalongan.
Bertahun-tahun, setiap Kamis dan Jumat, Abbas menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung. Hingga akhirnya, jumlah simpanannya mencapai lebih dari Rp. 35 juta. Uang tersebut direncanakan untuk membeli sebidang tanah kavling di kawasan Salam Manis, bersebelahan dengan rumah saudaranya.
Namun, rencana itu pupus. BMT Mitra Umat khianat, koperasi itu bermasalah dan tidak bisa mengembalikan tabungan Abbas. Tabungan Abas lenyap, tak bisa diambil kembali. “Dia bekerja di Ridaka. Setiap minggu, rajin sekali menabung di Mitra Umat. Katanya, kalau uang sudah cukup, mau beli tanah. Tapi qadaratullah, koperasi itu khianat” ujar seorang rekan yang merupakan sahabat Abbas kepada saya.
Sejak kehilangan seluruh tabungannya, kehidupan Abbas berubah drastis. Ia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Untuk tidur pun, ia harus berpindah dari masjid ke masjid, bergantung pada kebaikan marbot yang mengizinkannya bermalam. Saat ini, Abbas diketahui menumpang tidur di Masjid Al Mubarok, Panjang Wetan, Kota Pekalongan.
Kondisi ini membuat rekan-rekan Abbas dan tentunya saya ikut prihatin dan melakukan ikhtiar untuk membantunya. Salah satunya dengan menghubungi pihak BMT Mitra Umat agar bisa memberikan solusi.
Namun hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pihak manajemen BMT Mitra Umat terkait nasib simpanan Abbas dan ribuan anggota lainnya.
Dan hari ini, Minggu 10 Agustus 2025, Saya mendapat kabar Abbas telah meninggal dunia di masjid Walisongo Kandang Panjang Pekalongan.
Bagi saya dan ribuan korban yang tergabung di Paguyuban Korban BMT Mitra Umat Pekalongan merasakan kesedihan yang mendalam, almarhum Abbas termasuk yang aktif ikut dalam aksi-aksi menuntut keadilan yang selama ini Paguyuban lakukan.
Selamat jalan pak Abbas, meski tanpa kehadiranmu, perjuangan ini akan terus kami lakukan.
Semoga pemerintah dan aparat penegak hukum di kota Pekalongan terbuka mata hatinya dan trenyuh melihat penderitaan ribuan warganya yang terdholimi akibat penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh pengurus BMT Mitra Umat Pekalongan. Sudah satu tahun kasus ini berlangsung dan belum ada kejelasan penyelesaiannya. Sudah puluhan kali Paguyuban berusaha menggedor rasa kepedulian dan keberpihakan pemerintah kota dan aparat agar benar-benar bekerja secara profesional dan adil dalam menyelesaikan masalah ini. Mau jatuh korban berapa orang lagi hingga terbuka mata hati pemerintah dan aparat penegak hukum kota Pekalongan?
Oleh : Agung Kabiro Pekalongan
Publikasi: Https//detikperistiwa.co.id