Makassar, Sulawesi Selatan-detikperistiwa.co.id
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) menggelar media gathering semester I tahun 2025 di BSI UMKM Centre Makassar, Kamis, (24/07/2025).
Kegiatan ini menjadi forum strategis antara Bea Cukai dan insan media untuk menyampaikan capaian kinerja, memperkuat kolaborasi, serta mendorong pelaku UMKM di wilayah Sulawesi naik kelas dan menembus pasar ekspor.
Kepala Kanwil DJBC Sulbagsel, Djaka Kusmartata, dalam sambutannya menegaskan bahwa Bea Cukai tidak hanya menjalankan fungsi pengawasan, tetapi juga aktif dalam mendampingi pelaku usaha, khususnya UMKM, agar dapat bersaing secara global.
“Kami bantu dari proses awal. Biasanya banyak yang ikut di tahap awal, lalu mengerucut ke pelaku usaha yang serius. Kami dampingi mereka secara gratis agar siap mengekspor, mulai dari aspek legalitas, kemasan, hingga pemenuhan standar internasional,” ujar Djaka.
Djaka Kusmartata juga menyebut mengenai keberhasilan diplomasi perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat. Penurunan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen dinilai memberikan peluang besar bagi eksportir Indonesia untuk bersaing lebih kompetitif dengan negara seperti Vietnam dan Tiongkok.
“Tarif yang lebih rendah ini adalah kesempatan besar. Kami siap mendampingi pelaku usaha agar bisa memanfaatkannya secara maksimal,” tegas Djaka
Selain itu, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) juga berkolaborasi dengan mitra strategis seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi bagian penting dalam program pemberdayaan UMKM.
Dalam kesempatan itu, pihak BSI yang dihadiri Deputi Retail Financing Business Regional X Naning Salasatain, menyatakan bahwa lembaga keuangan syariah tersebut memiliki komitmen besar dalam mendukung UMKM melalui fasilitas UMKM Centre yang tersebar di empat kota, yaitu Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.
“Kami senang bisa bersinergi dengan Bea Cukai. Misi kami sebagai bank syariah berskala global selaras dengan upaya mendorong UMKM naik kelas hingga mampu ekspor,” ungkap Naning Salasatain.
Lebih jauh, Bea Cukai Sulbagsel terus memperluas program “UMKM Go Ekspor” untuk membantu pelaku usaha kecil dan menengah menembus pasar luar negeri. produk seperti batik tulis, hijab, dan makanan khas lokal menjadi fokus pendampingan, bekerja sama dengan Bank Mandiri dan Rumah Ekspor Mandiri Makassar.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kanwil DJBC Sulbagsel, Cahya Nugraha, memaparkan realisasi penerimaan negara dari 1 Januari hingga 30 Juni 2025 yang mencapai Rp294,39 miliar atau 59,19 persen dari target tahunan Rp497,34 miliar.
“Dari total penerimaan tersebut, Bea Masuk menyumbang Rp214,18 miliar (58,13 persen dari target Rp368,43 miliar), Cukai Rp41,68 miliar (45,58 persen dari target Rp91,45 miliar), dan Bea Keluar Rp38,51 miliar yang sudah melampaui target Rp37,44 miliar atau 102,87 persen,” jelas Cahya.
Cahya juga menambahkan bahwa pencapaian Bea Keluar menjadi indikator meningkatnya aktivitas ekspor di wilayah kerja Sulbagsel. Di sisi lain, fungsi pengawasan mencatat 118 kasus penindakan dengan nilai barang Rp29,68 miliar dan potensi penerimaan negara yang berhasil diselamatkan sebesar Rp20,17 miliar.
“Hasil penindakan meliputi 12,9 juta batang rokok ilegal senilai Rp19,38 miliar dengan potensi negara Rp12,65 miliar, 5.460 liter minuman beralkohol senilai Rp4,52 miliar, serta 19 penindakan narkotika dan psikotropika. Sebanyak 56 perkara diselesaikan melalui ultimum remedium dengan denda administratif Rp5,76 miliar,” terangnya.
Kanwil DJBC Sulbagsel membawahi tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara, dengan empat KPPBC, 358 personel, serta pengawasan di area seluas hampir 100.000 km² dengan garis pantai 6.585 km. Bea Cukai Sulbagsel juga mengelola 14 layanan utama, termasuk Tempat Penimbunan Berikat (TPB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
Selain UMKM, Bea Cukai turut memberikan dukungan bagi kawasan industri strategis, seperti PT Bukaka Mandiri Sejahtera di Kabupaten Luwu.
“Perusahaan ini mengekspor feronikel dan nickel matte senilai USD 48 juta per tahun, menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal, dan mencatat investasi hingga USD 225 juta dalam tiga tahun terakhir. Kehadiran kawasan industri seperti ini menunjukkan peran penting Bea Cukai dalam menciptakan iklim usaha yang sehat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkap Cahya Nugraha.
Cahya Nugraha juga menyebut, melalui forum media gathering ini, Bea Cukai Sulbagsel menegaskan komitmennya dalam menjaga perbatasan ekonomi dari ancaman ilegal sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM dan ekspor dari kawasan timur Indonesia.
“Media gathering ini bukan sekadar ajang pemaparan capaian, tetapi juga kesempatan kami mendengar masukan, berbagi informasi strategis, dan memperkuat sinergi dengan rekan-rekan media yang menjadi mitra penting dalam mengedukasi masyarakat,” kata Cahya.
( Niar Ch )