Lhokseumawe – detikperistiwa.co.id
Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., secara resmi membuka Seminar Sejarah Kota Lhokseumawe bertema “Bandar Lhokseumawe dalam Perspektif Pemerintahan dan Sejarah”, yang digelar di Aula Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Selasa (14/10).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Lhokseumawe ini turut dihadiri Wakil Walikota Lhokseumawe Husaini, SE, unsur Forkopimda, para akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, serta narasumber dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian sejarah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sayuti Abubakar menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa Lhokseumawe memiliki perjalanan sejarah panjang sebagai bandar penting di pesisir utara Aceh, yang berperan besar sejak masa Kerajaan Samudera Pasai hingga kini menjadi kota otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001.
“Lhokseumawe bukanlah kota yang muncul tiba-tiba, melainkan memiliki perjalanan sejarah panjang dan peran penting dalam perkembangan pemerintahan, perdagangan, serta peradaban di kawasan utara Aceh,” ujar Wali Kota.
Dr. Sayuti juga menekankan pentingnya penetapan hari jadi Kota Lhokseumawe berdasarkan kajian ilmiah dan dasar sejarah yang kuat. Ia mengajak seluruh pihak untuk memberikan masukan konstruktif agar lahir kesepakatan bersama yang menjadi pijakan Pemerintah Kota dalam menentukan tanggal resmi hari lahir Lhokseumawe.
“Pemerintah Kota akan menindaklanjuti hasil seminar ini agar Lhokseumawe memiliki hari jadi resmi yang dapat diperingati setiap tahun sebagai momentum memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat,” tambahnya.
Seminar ini menjadi ajang penting untuk menggali kembali nilai-nilai historis, memperkuat literasi sejarah lokal, serta melestarikan warisan budaya daerah. Pemerintah Kota Lhokseumawe berkomitmen mendukung upaya pelestarian sejarah, termasuk perlindungan terhadap situs, artefak, manuskrip, dan warisan budaya takbenda yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Lhokseumawe.