Geger Kehadiran Habib Bahar Bin Smith Di Pemalang Mengundang Simpatik Para Kyai Jawa ( Ulama Pribumi)

Dok.Https//detikpetistiwa.co.id

Penulis: Arof- Wartawan Pemalang

Editorial : Kaperwil Jateng

Perselisihan antara
Ulama Pribumi dan Habib Baklawi

Kalau ada pertanyaan , kenapa sekarang muncul pertentangan , perlawanan , ketidaksukaan (kebencian) terhadap kaum baklawi (habib) , maka jawabanya adalah ‘ lihat sejarah ‘ .

Kalo ada yang mengatakan umat Islam sekarang sedang diadu domba oleh PKI , itu alasan klasik , kuno dan tidak masuk akal. Umat Islam sudah cerdas , tidak bisa diadu domba.

Sejak jaman penjajahan Belanda , kita umat Islam Indonesia sudah dibohongi oleh Belanda bahwa habib (Yaman) adalah keturunan nabi. Dan karena keterbelakangan ilmu dan pengetahuan , kita percaya saja selama 500 tahun.

Harus diakui bahwa banyak kaum baklawi/habib (sekalipun tidak semuanya) dalam ceramahnya cenderung provokatip , menghasut umat , menghina pemerintah dan ulama pribumi , mengubah sejarah , bikin makam palsu , dan penuh halusinasi.

Perlawanan kaum pribumi , sebut saja ulama pribumi dan keturunan keraton , kepada kaum baklawi/habib itu berdasarkan pada sejarah , bukti sejarah , ideologi , kebangsaan , dan juga keagamaan , yang didukung oleh kemajuan ilmu dan teknologi (Tes DNA)

Hanya saja para muhibin (pendukung habib), yang notabennya orang pribumi belum pada sadar akan hal itu.

Itulah kenapa kemudian muncul ormas NAAT ( Naqobah Ansab Auliya Tis’ah ) yang kalau diterjemaahkan berarti , organisasi perkumpulan keturunan Walisongo.

Dari sini kemudian berkembang dan muncul ormas PWI (Perjuangan Walisongo Indonesia) , yang mempunyai garda pemuda yaitu Laskar Sabilillah (LS)

Tulisan ini mencerminkan pandangan yang cukup kritis terhadap hubungan antara ulama pribumi dan kelompok habib di Indonesia, serta mencatat adanya dinamika sejarah dan budaya yang menjadi latar belakang perbedaan tersebut. Namun, penting untuk mendekati isu ini dengan hati-hati, mengingat kompleksitasnya yang mencakup aspek keagamaan, sosial, dan sejarah.

Beberapa poin penting yang dapat disoroti dari tulisan ini:

1. Sejarah Kolonial: Tulisan ini menyebutkan bahwa hubungan antara habib (yang sering dikaitkan dengan keturunan Arab) dan ulama pribumi sudah memiliki dinamika tertentu sejak era penjajahan Belanda. Klaim bahwa habib dipromosikan sebagai keturunan Nabi Muhammad oleh Belanda perlu diperiksa dengan pendekatan historis yang objektif.

2. Isu Kebangsaan dan Identitas: Perlawanan yang disebutkan dalam tulisan ini lebih menekankan pada aspek identitas kebangsaan dan kebudayaan, di mana ulama pribumi merasa perlu menegaskan posisi mereka dalam sejarah dan perjuangan Islam di Indonesia.

3. Kemajuan Ilmu dan Teknologi: Disebutkan bahwa tes DNA digunakan sebagai salah satu metode untuk mendukung argumen. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran cara pandang dari keyakinan tradisional ke pendekatan berbasis sains dalam memahami sejarah dan identitas.

4. Organisasi Pribumi: Kemunculan organisasi seperti NAAT dan PWI menggambarkan adanya upaya dari kelompok tertentu untuk memperkuat identitas lokal, khususnya yang berakar pada sejarah Walisongo.

Pentingnya Dialog dan Pendekatan Seimbang
Menghadapi isu seperti ini membutuhkan dialog yang sehat dan pendekatan yang seimbang. Generalisasi terhadap suatu kelompok bisa memperkeruh suasana, sedangkan pemahaman mendalam tentang sejarah dan konteks budaya dapat membantu membangun toleransi dan penghormatan antar golongan. Perlu juga diingat bahwa setiap individu memiliki peran dan kontribusinya masing-masing dalam perkembangan Islam di Indonesia, terlepas dari latar belakangnya.

Demikian Video Laskar Sabilillah Kabupaten Pemalang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg