Aceh – detikperistiwa.co.id
Pentas Pilkada serentak di Aceh tahun ini terus menuai reaksi keras dari masyarakat, baik di Aceh maupun diaspora. Banyak yang khawatir dan memprotes ulah Partai Politik (Parpol) yang sembarangan mengusung kandidat Kepala Daerah yang dinilai tidak layak, tidak berpengalaman, bahkan memiliki rekam jejak buruk. Terutama mengkhawatirkan, ada yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, sesuatu yang memalukan bagi pemimpin Aceh yang mayoritas muslim.
Ishak Beuraksa, pakar ilmu kebatinan Islam yang juga dikenal dengan nama Samson, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi Aceh saat ini. Dalam wawancara di Jakarta Timur, ia menegaskan bahwa masa depan Aceh dalam bahaya jika Pilkada diisi oleh kandidat yang tidak kompeten dan hanya menjadi boneka pihak-pihak yang ingin menindas Aceh.
Menurut Samson, permasalahan bukan karena tidak ada figur yang layak, tetapi karena adanya pihak tertentu yang berusaha menguasai Aceh dengan mengusung kandidat tanpa kemampuan, ambisius, dan hanya memperkaya diri.
“Mereka tidak memiliki kompetensi dan akhlak. Lebih buruk lagi, ada yang tidak mampu membaca Al-Qur’an, seperti Bustami Hamzah. Ini jelas-jelas membahayakan masa depan Aceh,” ujarnya.
Samson mendesak Parpol untuk mengganti kandidat yang tidak layak demi masa depan Aceh. Menurutnya, Aceh membutuhkan pemimpin yang berilmu, berakhlak, dan mampu mengelola keistimewaan serta otonomi khusus yang dimiliki daerah ini.
Samson juga menekankan pentingnya pemimpin yang tidak bisa dijadikan boneka, serta meminta agar Parpol dan KIP Aceh membuka kembali masa pendaftaran untuk jalur independen atau mengganti kandidat dengan tokoh yang lebih mumpuni. “Jangan sandera rakyat Aceh dengan kandidat yang tidak layak. Ini soal masa depan Aceh,” pungkasnya.
Detik peristiwa
