Keluhan Warga Desa Manggisan,Tanggul Yang Tidak Mampu Untuk Berobat

Jember |Jatim |Detik Peristiwa.co.id

Sehat jasmani dan rohani merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia. Karena dengan sehat maka semua bisa di atasi perekonomian,bermasyarakat serta beraktifitas yang lain.

Tidak demikian yang di alami sepasang suami istri SRN dan DV yang merupakan keluarga tidak mampu yang hidup dengan 8 orang jumlah keluarga.

Ketika anak beliau berdua mengalami sakit, berobatlah ke puskesmas Tanggul dengan program J. Pasti Kuureen. Dengan program ini semua pengobatan dan perawatan pasien gratis selama 1 bulan.

Kemudian beberapa bulan sesudahnya putri beliau sehat. Setelah sekian bulan sehat, di hari kemudian putri beliau sakit dan di bawa ke puskesmas Tanggul.
Setelah mau pengobatan dan perawatan di puskes tersebut tidak bisa menggunakan program J. Pasti Kuureen. Karena program ini hanya bisa di pakai untuk sekali berobat dan perawatan,dengan demikian keluarga miskin ini bingung,dan terpaksa di rawat inap selama 2 hari dengan kewajiban membayar sebesar Rp.500.000. (Lima ratus ribu rupiah) tapi karena tidak punya uang dia hanya mampu membayar Rp. 250.000.(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Mohammad Holili, kepala desa Manggisan,minggu,13/5/2024 meminta kepada dinas kesehatan untuk mensosialisasikan program kesehatan J. Pasti Kuureen dengan jelas dan transparan. Sehingga masyarakat tidak bingung untuk berobat ke puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Lebih jauh kepala desa Manggisan kecamatan Tanggul mengungkapkan “Jangan terlalu banyak birokrasi dalam pelayanan kesehatan warganya. berilah penjelasan yang konkrit tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat, “ungkapnya

Selasa,14/5/2024 saat jurnalist Detik Peristiwa.co.id mengkonfirmasi ke kepala UPT Puskesmas Tanggul Drg. Ari Wardiningsih tidak ada di tempat,di temui kepala tata usaha puskesmas Tanggul. Dan beliau tidak berkenan memberikan klarifikasi dan informasi ini.

Di hari yang sama kepala dinas kesehatan kabupaten Jember, Dr. Hendro Soulistiono. M. M. M di konfirmasi via telpon tidak bisa menjelaskan karena masih mengikuti meeting di Surabaya.

SRN dan DV mengharap kepada pemerintah jangan di persulit orang miskin untuk berobat. (Udin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg