Bener Meriah – detikperistiwa.co.id
Kasus dugaan keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa di beberapa daerah baru-baru ini
menarik perhatian publik. Meski sempat dikaitkan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG),sejumlah kalangan mengingatkan agar penanganan kasus seperti ini tetap berpegang pada hasil
penyelidikan ilmiah dan tidak tergesa menarik kesimpulan.
Salah satunya datang dari akademisi kesehatan masyarakat, Muzaffar, SKM., MKM, yang menilai bahwa kejadian luar biasa (KLB) seperti dugaan keracunan massal harus ditangani secara komprehensif dan berbasis bukti agar langkah selanjutnya tepat sasaran.
“Dalam ilmu kesehatan masyarakat, penanganan setiap kejadian harus diawali dengan pengumpulan data yang akurat, identifikasi faktor risiko, dan konfirmasi hasil pemeriksaan. Tanpa data yang valid,langkah tindak lanjut berpotensi salah arah,” ujar Muzaffar, Dosen Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam yang juga Mahasiswa S3 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (2/10/2025).
Perlu Edukasi Publik Tentang Keamanan Pangan Menurut Muzaffar, kasus ini juga mengingatkan pentingnya edukasi publik tentang keamanan pangan dan kebersihan dalam pengolahan makanan. Ia menyebut, kesadaran masyarakat terhadap cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang baik merupakan bagian penting dalam upaya pencegahan kejadian serupa.
“Keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Masyarakat juga berperan dalam memastikan makanan yang dikonsumsi aman. Edukasi tentang perilaku higienis dan pemahaman terhadap risiko kontaminasi menjadi hal yang perlu terus diperkuat,” jelasnya.
Muzaffar menambahkan, dalam bidang kesehatan masyarakat, upaya promotif dan preventif menjadi dasar utama yang harus dikedepankan. Ia menilai bahwa setiap peristiwa seperti ini dapat menjadi
pembelajaran bersama untuk memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah maupun rumah tangga.
Jaga Keseimbangan Informasi dan Hindari Stigma dalam kesempatan yang sama, Muzaffar juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam penyampaian informasi kepada publik, baik oleh media maupun pihak lain yang terlibat.
“Kita harus menghindari kesimpulan yang belum terverifikasi. Komunikasi publik yang baik adalah yang menyampaikan fakta berdasarkan hasil pemeriksaan resmi. Ini penting untuk menjaga kepercayaan
masyarakat dan menghindari stigma terhadap pihak tertentu,” ujarnya.
Ia menilai bahwa keseimbangan informasi menjadi kunci agar masyarakat tetap tenang namun tetap waspada. “Setiap informasi harus disampaikan secara proporsional agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat,” tambahnya.
Refleksi untuk Penguatan Kesadaran Kolektif
Muzaffar berharap, peristiwa ini bisa dijadikan bahan refleksi bagi semua pihak untuk memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya keamanan pangan dan perilaku sehat. Menurutnya, dari perspektif kesehatan masyarakat, setiap kejadian dapat menjadi titik tolak perbaikan sistem sosial dan perilaku hidup bersih di masyarakat.
“Kita perlu memandang ini sebagai kesempatan untuk belajar. Dengan memperkuat pemahaman bersama, kita bisa membangun budaya sehat yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” pungkasnya.