Jakarta,detikperistiwa.co.id ll Mencermati perkembangan kondisi Indonesia dalam seminggu terakhir ini, tentu membuat prihatin kita semua. Demo yang tadinya damai sebagai cara konstitusional dalam menyampaikan aspirasi, tiba – tiba menjadi rusuh dan anarkis serta serentak di beberapa kota di tanah air tercinta ini. 31/08/2025.
Tentu semua ini menimbulkan tanda tanya, apakah mungkin semua terjadi hanya spontanitas saja ? Atau ada pengkondisian sebelumnya ? Semua tentu perlu diselidiki dengan mengumpulkan fakta – fakta objektif yang ditemukan di lapangan “, ujar Pemerhati Keamanan Agus Gunawan S.H,M.H di Bandung, Minggu (31/8).
Hal tersebut ia sampaikan di hadapan para awak media yang menemuinya untuk bertanya mengenai perkembangan situasi dan kondisi keamanan terkini.
Dirinya menghimbau agar semua pihak bisa menahan diri, dan jangan mudah terprovokasi informasi di medsos demi menjaga kondusifitas keamanan, serta diharapkan tidak ada orang yang mencari PANGGUNG dengan memanfaatkan situasi,serta kondisi sekarang ini ” tegas Agus”
Dalam kondisi seperti ini, semua harus bersatu dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kedamaian serta menjaga keutuhan NKRI.
Menurutnya ” Agus “, kondisi yang aman dan damai menjadi tanggung jawab bersama. Semua pihak perlu menjaga ucapan dan tindakan yang bisa memperkeruh suasana. Ini semua jadi pembelajaran bersama.
Disamping itu, mudah – mudahan kondisi seperti ini tidak dijadikan panggung politik dengan memanfaatkan kekacauan, krisis, atau kegaduhan sosial-politik untuk menarik perhatian publik dan meningkatkan popularitas serta tidak ada adu domba” tegasnya”.
Ciri-ciri perilakunya adalah :
– Muncul tiba-tiba saat krisis, meskipun biasanya tidak aktif.
– Mengeluarkan pernyataan kontroversial atau bombastis agar diliput media.
– Mengambil posisi ekstrem (misalnya menyalahkan pemerintah, membela kelompok tertentu secara berlebihan).
– Membagikan bantuan atau dukungan di depan kamera, bukan semata-mata untuk menolong, tapi untuk pencitraan.
– Menggunakan media sosial secara agresif untuk membentuk opini publik.
Hal tersebut tentu perlu dihindari, karena akan berdampak negatif seperti :
– Menambah kegaduhan, bukan menyelesaikan masalah.
– Mengganggu upaya penyelesaian krisis yang dilakukan pihak berwenang.
– Menyulut emosi publik untuk keuntungan pribadi / kelompok.
” Mari kita jaga NKRI ini yang kita cintai ini dengan kehidupan yang rukun. Pemerintah yang mencintai rakyatnya, dan rakyat yang menyayangi para pemimpinnya. Kita semua masih bersaudara dalam bingkai keluarga besar Indonesia “, pungkasnya.
Dalam situasi kondisi sekarang ini perlu kita jaga bersama kondusifitas dan kedamaian untuk tidak mudah di provokasi “ucap Agus Gunawan S.H,M.H”.(Red)