Jakarta – detikperistiwa.co.id
Tragedi memilukan kembali menimpa rakyat kecil. Seorang warga meninggal dunia saat mengantre gas elpiji 3 kilogram bersubsidi, sebuah ironi di tengah janji pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. **Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi,** menyoroti kejadian ini sebagai bukti nyata kegagalan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam mengelola distribusi energi bagi masyarakat miskin.
*Ketidakadilan dalam Akses Energi: Siapa yang Bertanggung Jawab?**
Gas elpiji 3 kg adalah kebutuhan dasar bagi jutaan rakyat kecil di Indonesia. Namun, alih-alih mendapatkan haknya dengan mudah, masyarakat miskin justru dipaksa menghadapi antrean panjang dan harga yang semakin tak terkendali. Hingga akhirnya, satu nyawa melayang hanya karena ingin mendapatkan bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari.
Arizal Mahdi menegaskan bahwa kejadian ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan bukti nyata dari kebijakan yang gagal memahami realitas di lapangan. *”Bagaimana mungkin rakyat harus berjuang sampai titik darah penghabisan hanya untuk membeli gas bersubsidi? Ini bukan lagi persoalan teknis, tetapi bukti bahwa kebijakan yang dibuat tidak berpihak pada rakyat,”* tegasnya.
*Menteri ESDM Minta Maaf, Tapi Apakah Itu Cukup?**
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memang telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini. Namun, permintaan maaf tidak akan mengembalikan nyawa yang telah hilang, dan tidak akan menghapus fakta bahwa antrean panjang serta kelangkaan gas masih menjadi masalah utama bagi masyarakat kecil.
Banyak pihak menilai bahwa akar permasalahan ini terletak pada lemahnya pengawasan serta ketidaktegasan pemerintah dalam memberantas praktik mafia distribusi gas. “Jika distribusi gas elpiji 3 kg benar-benar diawasi dengan baik, tidak akan ada kelangkaan seperti ini. Rakyat tidak perlu antre berjam-jam, apalagi sampai kehilangan nyawa,” ujar seorang pengamat kebijakan publik.
*Desakan untuk Perubahan: Rakyat Tidak Butuh Janji, Tapi Solusi Nyata!**
Menanggapi situasi ini, **Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas yang diketuai Arizal Mahdi menuntut pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret:**
1. **Menjamin ketersediaan gas subsidi bagi rakyat miskin** dengan distribusi yang lebih adil dan merata.
2. **Mengusut tuntas praktik mafia gas** yang menyebabkan kelangkaan dan harga melambung di pasaran.
3. **Mengevaluasi kebijakan energi yang tidak berpihak kepada rakyat,** termasuk meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang gagal menjalankan tugasnya.
*”Jangan biarkan rakyat terus menjadi korban kebijakan yang tidak berpihak pada mereka. Pemerintah harus segera bertindak sebelum lebih banyak nyawa melayang akibat ketidakadilan dalam akses energi,”* pungkas Arizal Mahdi.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, akankah pemerintah hanya kembali meminta maaf saat korban berikutnya berjatuhan?
Detik Peristiwa