Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas Desak Kapolri Lakukan Reformasi Total di Tubuh Kepolisian

Jakarta – detikperistiwa.co.id

Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi, menyampaikan kritik tajam terhadap lemahnya kinerja institusi kepolisian. Ia menyoroti kasus tragis di Cinangka, Tangerang, Banten, yang mencerminkan buruknya respons aparat kepolisian terhadap permintaan perlindungan masyarakat.

*Kasus Tragis: Bos Rental Mobil Tewas Ditembak karena Penolakan Pendampingan Polisi**
Peristiwa ini bermula ketika anak seorang bos rental mobil di Cinangka, Tangerang, meminta pendampingan aparat kepolisian untuk mengantisipasi ancaman dari pelaku kejahatan yang sudah diketahui sebelumnya. Namun, permintaan tersebut ditolak dengan berbagai alasan oleh aparat setempat. Akibat kurangnya perlindungan, bos rental mobil tersebut menjadi korban penembakan hingga tewas di tempat oleh pelaku yang telah dilaporkan sebelumnya.

Kejadian ini memicu gelombang kekecewaan masyarakat terhadap institusi Polri yang dianggap tidak responsif dan kurang peka terhadap ancaman nyata yang dihadapi warganya.

“Tragedi ini mencerminkan kegagalan Polri dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai pelindung masyarakat. Bagaimana mungkin permintaan perlindungan ditolak dengan alasan tidak jelas, hingga akhirnya nyawa seseorang melayang?” tegas Arizal Mahdi.

*Sorotan pada Masalah Sistemik Polri**
Kasus ini menambah daftar panjang persoalan di tubuh Polri yang perlu segera ditangani. Beberapa di antaranya:

1. **Minimnya Responsibilitas**
Penolakan pendampingan tanpa alasan yang kuat menunjukkan rendahnya rasa tanggung jawab terhadap laporan masyarakat.

2. **Rendahnya Kepercayaan Publik**
Peristiwa ini semakin mempertegas bahwa Polri gagal menciptakan rasa aman, yang merupakan salah satu tugas utamanya.

3. **Kurangnya Akuntabilitas**
Tidak adanya investigasi mendalam terhadap keputusan aparat menunjukkan lemahnya pengawasan internal Polri.

*Desakan Reformasi dan Rekomendasi Solusi**
Arizal Mahdi mendesak Kapolri untuk segera melakukan reformasi menyeluruh, terutama dalam sistem respons dan akuntabilitas aparat di wilayah-wilayah rawan seperti Cinangka. Ia memberikan sejumlah rekomendasi sebagai solusi:

1. **Evaluasi Kepemimpinan di Wilayah Cinangka**
Kapolri harus mengambil tindakan tegas terhadap pimpinan Polri yang gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

2. **Peningkatan Prosedur Penanganan Ancaman**
Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penanganan laporan ancaman harus diperbaiki agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

3. **Penguatan Sistem Pengawasan Internal**
Membentuk tim pengawas khusus untuk memantau kinerja aparat di lapangan dan memastikan tanggung jawab mereka dalam melayani masyarakat.

4. **Pelatihan Profesionalisme dan Empati**
Memberikan pelatihan kepada aparat kepolisian untuk meningkatkan profesionalisme, empati, serta kepekaan terhadap ancaman keamanan.

*Harapan dan Komitmen**
Arizal Mahdi menegaskan pentingnya reformasi Polri secara menyeluruh untuk mengembalikan kepercayaan publik. “Reformasi ini bukan hanya demi institusi Polri yang lebih baik, tetapi juga demi menjamin rasa aman yang menjadi hak masyarakat. Jangan biarkan tragedi seperti ini terulang lagi,” ujarnya.

Ia juga mendesak Kapolri untuk segera mengambil tindakan nyata terhadap kasus ini dengan memastikan para pelaku kejahatan ditangkap dan anggota kepolisian yang lalai diberi sanksi sesuai hukum.

*Kesimpulan**
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa reformasi total dalam institusi Polri adalah keharusan. Perubahan tidak hanya untuk meningkatkan profesionalisme aparat kepolisian tetapi juga untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebagai pelindung dan pengayom rakyat.

Detik Peristiwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg