Sidoarjo – detikperistiwa.co.id
Situs makam kuno Mbah Kawi di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, menjadi saksi bisu sejarah sebelum kemunculan Kerajaan Majapahit.
Lokasinya hanya sekitar 50 meter dari Jalan Raya Surabaya–Malang, berdampingan dengan tower sutet.
Dari cerita turun-temurun warga, makam ini dipercaya sebagai peristirahatan seorang tokoh yang masih memiliki hubungan dengan kerajaan sebelum Majapahit.
Sayangnya, makam yang masuk dalam kawasan terdampak lumpur Lapindo ini sempat terbengkalai sejak bencana tahun 2006.
Warga mengungsi, dan tak ada yang merawatnya.
Baru sekitar 2015, seorang warga bernama Mbah Ji (70), secara sukarela menjadi juru kunci dan mulai membersihkan area makam.
“Saya melihat makam ini terlantar, padahal sangat sakral. Akhirnya saya rawat pelan-pelan, dibantu Mas Andik,” ujar Mbah Ji saat ditemui Jumat (9/5/2025).
Kini, makam tampak lebih rapi dan terawat.
Rumput liar dan nisan berserakan tak lagi terlihat. Setiap malam Jumat, makam ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Salah satunya, Aminatus Solicha (32) asal Tanggulangin, mengaku datang usai mendapat petunjuk lewat mimpi.
“Saya merasa mimpi itu berasal dari alam sini. Saya dituntun untuk ziarah ke makam Mbah Kawi,” ucapnya.
Namun, Mbah Ji menyayangkan belum ada perhatian dari pemerintah daerah.
Selama ini, pembangunan sarana seperti sumur dan kamar mandi umum dilakukan secara swadaya dan hasil donasi para peziarah.
“Kami pakai dana pribadi dan donasi kecil-kecilan. Tanah untuk pagar masih memakai lahan BPLS. Semoga ada donatur atau bantuan pemerintah untuk membangun atap, kanopi, dan fasilitas peziarah lainnya,” harapnya.
Keberadaan makam kuno Mbah Kawi bukan hanya peninggalan sejarah, tapi juga bagian dari kearifan lokal yang masih hidup dalam kepercayaan warga.red(luq)
