BONE,Sulawesi Selatan-detikperistiwa.co.id
Di tengah hiruk-pikuk pagi hari di Kota Watampone, Kabupaten Bone, Selasa (03/06/2025), sebuah kejadian kecil menarik perhatian warga yang melintas di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Seorang pria tampak berdiri gusar di pinggir jalan, menatap motornya yang tiba-tiba mati total.
Beberapa kali mencoba menyalakan mesin, hasilnya nihil. Terik matahari belum terlalu menyengat, namun keringat sudah membasahi wajahnya, bukan semata karena cuaca, tetapi karena cemas, tak tahu harus berbuat apa.
Saat banyak pengendara berlalu begitu saja, seorang petugas kepolisian tiba-tiba menghampiri. Ia adalah Aiptu Irsanto, anggota Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM dari Satlantas Polres Bone yang tengah berjaga mengatur lalu lintas pagi itu.
Tanpa banyak tanya, Aiptu Irsanto langsung turun tangan. Ia mencoba membantu menyalakan motor tersebut, namun kerusakan tampaknya lebih serius. Melihat situasi, sang petugas lalu menawarkan untuk menstut kendaraan itu ke bengkel terdekat.
Dengan sigap, ia membantu sang pengendara menuju sebuah bengkel di Jalan Veteran, menstut motor di tengah lalu lintas yang masih ramai. Aksi ini dilakukan tanpa pamrih, tanpa sorotan, hanya berdasarkan panggilan hati seorang pelayan masyarakat.
Sesampainya di bengkel, pengendara tersebut menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. Tak ada nama yang ia tahu selain โPak Polisiโ yang rela turun tangan di saat orang lain hanya lewat.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bone, AKP H. Musmulyadi, S.Pd.I, menyampaikan bahwa tindakan tersebut mencerminkan semangat pelayanan yang menjadi komitmen jajarannya.
“Kami ingin kehadiran polisi di jalan bukan sekadar mengatur lalu lintas atau menindak pelanggaran, tapi juga menjadi penolong saat warga membutuhkan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kesadaran berlalu lintas dan rasa saling peduli harus tumbuh dari semua pihak, baik pengguna jalan maupun petugas.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pelayanan tidak harus selalu besar atau monumental.
Kadang, stut motor di pinggir jalan justru bisa menjadi simbol dari wajah humanis aparat yang bekerja dalam senyap, bukan untuk popularitas, tapi karena panggilan tugas dan nurani.(NiarC)