Pesan Dari Majlis Taklim Di Semarang, Menjaga Kondusivitas Bangsa

Semarang – detikperistiwa.co.id

Minggu pagi itu, 31 Agustus, halaman kecil Gedung TPQ Al Muttaqin di Jalan Udowo Timur, Semarang Utara, penuh oleh lalu-lalang. Para pelaku usaha mikro dan kecil duduk bersila, sebagian menenteng buku catatan, bersiap mengikuti pengajian Majelis Taklim Peduli Bangsa (MTPB).

Topik yang diangkat tak jauh dari kebutuhan sehari-hari mereka: bagaimana mengurus izin usaha hingga mendapatkan sertifikat halal. Pertanyaan mengalir deras, menandakan betapa dekatnya persoalan itu dengan kehidupan para pelaku UMKM.

Namun suasana berubah hening ketika Syarif Hidayatullah, Pembina DPP MTPB sekaligus Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang, naik ke podium. Dengan nada berat, ia menyinggung situasi bangsa yang tengah diguncang kerusuhan di sejumlah kota besar.

“Tidak menyangka sampai sejauh itu. Bocah-bocah kecil ikut turun ke jalan. Mereka bukan militer, bukan bersenjata. Bayangkan, anak-anak yang bahkan belum bisa dijangkau hukum,” ucapnya, lirih.

Syarif menilai gejolak itu bukan peristiwa spontan. Terlalu banyak kota yang mengalami hal serupa, seolah dirancang sejak lama. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak tinggal diam. “Kita harus mengawasi anak-anak dan kerabat di rumah. Jangan sampai mereka terseret arus,” katanya.

Pengajian yang semula diniatkan sebagai ruang belajar usaha, menjadi forum perenungan bersama. Dari Semarang, sebuah pesan sederhana bergema: menjaga kondusivitas bangsa dimulai dari keluarga sendiri.

Pram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg