
Pemalang — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko kerja di sektor perikanan tangkap jarak jauh, PSP Indonesia bekerja sama dengan Environmental Justice Foundation (EJF) menyelenggarakan kegiatan screening film dokumenter berjudul “Before You Board: The Hidden Risk of Distant Water Fishing”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 16 Desember 2025, bertempat di Desa Wanarejan Utara, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Screening film dokumenter ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat desa, khususnya calon awak kapal perikanan (AKP), serta aparatur pemerintah desa mengenai berbagai risiko yang kerap dihadapi pekerja perikanan migran di atas kapal penangkap ikan jarak jauh berbendera asing. Risiko tersebut tidak hanya berkaitan dengan keselamatan kerja, tetapi juga menyangkut perlindungan hak-hak pekerja, sistem perekrutan yang tidak transparan, hingga potensi terjadinya eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebanyak 50 peserta hadir dalam kegiatan ini dengan latar belakang yang beragam, mulai dari calon awak kapal perikanan, mantan awak kapal, hingga anggota keluarga pekerja perikanan. Keberagaman peserta tersebut mencerminkan tingginya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap isu migrasi kerja di sektor perikanan, yang selama ini menjadi salah satu pilihan mata pencaharian bagi warga di wilayah pesisir, termasuk Desa Wanarejan Utara.
Film dokumenter yang ditayangkan menampilkan berbagai kisah nyata dan temuan lapangan terkait kondisi kerja di kapal penangkap ikan jarak jauh. Melalui visual dan narasi yang disajikan, peserta diajak untuk memahami bahwa bekerja di atas kapal berbendera asing tidak selalu memberikan jaminan kesejahteraan, serta memiliki risiko tinggi apabila proses perekrutan dan penempatan tidak dilakukan secara aman dan prosedural.
Kegiatan ini mendapat atensi dan apresiasi positif dari Kepala Desa Wanarejan Utara, Mahmud, yang turut hadir dalam acara tersebut. Dalam keterangannya, Mahmud menyampaikan bahwa film dokumenter yang ditayangkan memberikan pesan yang sangat penting bagi warganya, khususnya calon awak kapal perikanan. Ia menekankan agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh tawaran kerja dengan iming-iming gaji besar, tanpa terlebih dahulu memastikan legalitas dan rekam jejak perusahaan perekrut.
“Film ini menjadi pengingat bagi calon awak kapal perikanan agar lebih berhati-hati, selalu mengecek latar belakang perusahaan perekrut, serta memahami hak dan kewajibannya sebelum berangkat bekerja. Saya berharap warga Desa Wanarejan Utara tidak sampai menjadi korban ketika bekerja di kapal penangkap ikan,” ujar Mahmud.
Sementara itu, Ketua PSP Indonesia, Muhammad Kafandi, menjelaskan bahwa kegiatan screening film ini merupakan bagian dari upaya edukasi dan pencegahan yang dilakukan secara kolaboratif untuk melindungi pekerja perikanan migran sejak dari desa. Menurutnya, peningkatan pemahaman di tingkat akar rumput sangat penting agar masyarakat memiliki bekal pengetahuan sebelum memutuskan untuk bekerja di sektor perikanan jarak jauh.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi ruang belajar bersama, baik bagi calon pekerja, keluarga, maupun pemerintah desa, dalam memahami pentingnya migrasi kerja yang aman, prosedural, dan bermartabat. Dengan pengetahuan yang cukup, risiko menjadi korban eksploitasi atau pelanggaran hak dapat diminimalkan,” ungkap Muhammad Kafandi.
PSP Indonesia dan EJF menilai bahwa desa memiliki peran strategis dalam upaya pencegahan praktik perekrutan yang berisiko, karena sebagian besar calon awak kapal perikanan berasal dari wilayah pedesaan. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah desa dalam kegiatan edukasi semacam ini menjadi langkah penting untuk membangun sistem perlindungan pekerja yang lebih kuat.
Melalui kegiatan screening film dokumenter ini, diharapkan masyarakat Desa Wanarejan Utara semakin sadar akan pentingnya kehati-hatian dalam menerima tawaran kerja di kapal penangkap ikan jarak jauh, serta mampu mengambil keputusan secara lebih bijak dan berinformasi. Ke depan, PSP Indonesia bersama EJF berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan serupa di berbagai wilayah pesisir lainnya sebagai bagian dari upaya bersama dalam melindungi hak dan keselamatan pekerja perikanan migran di Indonesia
PSP Indonesia dan EJF Gelar Screening Film Dokumenter untuk Tingkatkan Kesadaran Risiko Kerja di Kapal Penangkap Ikan Jarak Jauh
Pemalang — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko kerja di sektor perikanan tangkap jarak jauh, PSP Indonesia bekerja sama dengan Environmental Justice Foundation (EJF) menyelenggarakan kegiatan screening film dokumenter berjudul “Before You Board: The Hidden Risk of Distant Water Fishing”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 16 Desember 2025, bertempat di Desa Wanarejan Utara, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Screening film dokumenter ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat desa, khususnya calon awak kapal perikanan (AKP), serta aparatur pemerintah desa mengenai berbagai risiko yang kerap dihadapi pekerja perikanan migran di atas kapal penangkap ikan jarak jauh berbendera asing. Risiko tersebut tidak hanya berkaitan dengan keselamatan kerja, tetapi juga menyangkut perlindungan hak-hak pekerja, sistem perekrutan yang tidak transparan, hingga potensi terjadinya eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebanyak 50 peserta hadir dalam kegiatan ini dengan latar belakang yang beragam, mulai dari calon awak kapal perikanan, mantan awak kapal, hingga anggota keluarga pekerja perikanan. Keberagaman peserta tersebut mencerminkan tingginya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap isu migrasi kerja di sektor perikanan, yang selama ini menjadi salah satu pilihan mata pencaharian bagi warga di wilayah pesisir, termasuk Desa Wanarejan Utara.
Film dokumenter yang ditayangkan menampilkan berbagai kisah nyata dan temuan lapangan terkait kondisi kerja di kapal penangkap ikan jarak jauh. Melalui visual dan narasi yang disajikan, peserta diajak untuk memahami bahwa bekerja di atas kapal berbendera asing tidak selalu memberikan jaminan kesejahteraan, serta memiliki risiko tinggi apabila proses perekrutan dan penempatan tidak dilakukan secara aman dan prosedural.
Kegiatan ini mendapat atensi dan apresiasi positif dari Kepala Desa Wanarejan Utara, Mahmud, yang turut hadir dalam acara tersebut. Dalam keterangannya, Mahmud menyampaikan bahwa film dokumenter yang ditayangkan memberikan pesan yang sangat penting bagi warganya, khususnya calon awak kapal perikanan. Ia menekankan agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh tawaran kerja dengan iming-iming gaji besar, tanpa terlebih dahulu memastikan legalitas dan rekam jejak perusahaan perekrut.
“Film ini menjadi pengingat bagi calon awak kapal perikanan agar lebih berhati-hati, selalu mengecek latar belakang perusahaan perekrut, serta memahami hak dan kewajibannya sebelum berangkat bekerja. Saya berharap warga Desa Wanarejan Utara tidak sampai menjadi korban ketika bekerja di kapal penangkap ikan,” ujar Mahmud.
Sementara itu, Ketua PSP Indonesia, Muhammad Kafandi, menjelaskan bahwa kegiatan screening film ini merupakan bagian dari upaya edukasi dan pencegahan yang dilakukan secara kolaboratif untuk melindungi pekerja perikanan migran sejak dari desa. Menurutnya, peningkatan pemahaman di tingkat akar rumput sangat penting agar masyarakat memiliki bekal pengetahuan sebelum memutuskan untuk bekerja di sektor perikanan jarak jauh.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi ruang belajar bersama, baik bagi calon pekerja, keluarga, maupun pemerintah desa, dalam memahami pentingnya migrasi kerja yang aman, prosedural, dan bermartabat. Dengan pengetahuan yang cukup, risiko menjadi korban eksploitasi atau pelanggaran hak dapat diminimalkan,” ungkap Muhammad Kafandi.
PSP Indonesia dan EJF menilai bahwa desa memiliki peran strategis dalam upaya pencegahan praktik perekrutan yang berisiko, karena sebagian besar calon awak kapal perikanan berasal dari wilayah pedesaan. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah desa dalam kegiatan edukasi semacam ini menjadi langkah penting untuk membangun sistem perlindungan pekerja yang lebih kuat.
Melalui kegiatan screening film dokumenter ini, diharapkan masyarakat Desa Wanarejan Utara semakin sadar akan pentingnya kehati-hatian dalam menerima tawaran kerja di kapal penangkap ikan jarak jauh, serta mampu mengambil keputusan secara lebih bijak dan berinformasi. Ke depan, PSP Indonesia bersama EJF berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan serupa di berbagai wilayah pesisir lainnya sebagai bagian dari upaya bersama dalam melindungi hak dan keselamatan pekerja perikanan migran di Indonesia
Sumber: PSP INDONESIA
(CW$)




