Sabang – detikperistiwa.co.id
Uni Emirat Arab (UEA) semakin menegaskan komitmennya dalam memperkuat hubungan strategis dengan Indonesia. Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Container Terminal (CT) 3 dan CT 1 yang dikelola oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) pada Senin (10/3), Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem AlDhaheri, menegaskan rencana besar negaranya untuk menghubungkan Pelabuhan Sabang dengan Abu Dhabi Port.
Langkah ini bukan sekadar inisiatif investasi biasa, tetapi bagian dari visi jangka panjang UEA untuk membangun jaringan maritim global yang lebih kuat dan kompetitif. Sebagai implementasi konkret, Mubadala Energy—perusahaan energi terkemuka asal UEA—telah merancang pembangunan fasilitas logistik shorebase guna mendukung eksplorasi Blok Andaman.
“Kami berharap proses investasi dapat berjalan dengan lancar dan dipermudah, sehingga proyek ini segera terealisasi,” tegas Abdulla Salem AlDhaheri, menggarisbawahi pentingnya kepastian hukum dan efisiensi birokrasi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Kunjungan strategis ini turut didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali, Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah SE, Pj Wali Kota Sabang Andri Nourman, Kepala BPKS Iskandar Zulkarnaen, Kepala BPMA Nasri Djalan, Direktur PEMA Mawardi Nur, serta pejabat tinggi lainnya dari Pemerintah Aceh.
Pelabuhan Sabang sebagai Hub Logistik Internasional
Lebih dari sekadar investasi, proyek konektivitas Pelabuhan Sabang dan Abu Dhabi Port ini merupakan langkah transformatif yang dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai logistik dan perdagangan global. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan kemitraan strategis dengan UEA, Sabang berpotensi menjadi pusat distribusi internasional yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa.
Namun, keberhasilan proyek ini tidak hanya bertumpu pada komitmen UEA semata. Pemerintah Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, dituntut untuk bergerak cepat dalam menyusun kebijakan yang pro-investasi, memangkas hambatan birokrasi, serta memastikan kesiapan infrastruktur pendukung.
Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi, menyambut baik inisiatif ini sebagai peluang besar bagi Aceh dan Indonesia.
“Ini bukan hanya soal konektivitas, tetapi tentang masa depan ekonomi rakyat Aceh. Dengan kemitraan global yang solid, Sabang dapat kembali berjaya sebagai gerbang perdagangan internasional. Pemerintah harus memastikan realisasi proyek ini tidak sekadar wacana, tetapi benar-benar terwujud,” tegas Arizal Mahdi.
Lebih lanjut, Arizal Mahdi menekankan bahwa keberhasilan proyek ini memerlukan dukungan penuh dari semua pihak, terutama dalam menciptakan iklim investasi yang transparan, efisien, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Dunia kini menyaksikan bagaimana Indonesia menyambut peluang besar ini. Akankah Sabang benar-benar menjadi gerbang perdagangan maritim global yang diperhitungkan, atau hanya sekadar ambisi yang tak terealisasi? Jawabannya kini berada di tangan para pemangku kebijakan.
Detik Peristiwa