Curang Merusak Bangsa

Detikperistiwa.co.id

Dalam sebuah esainya yang terbit 31 Mei 2021, Profesor Emil Salim, Guru Besar Emeritus FEB UI, mengutip tentang sebuah tulisan yang terpampang secara mencolok di pintu gerbang Universitas Afrika Selatan. Kata-katanya sebagai berikut:

“Untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu dengan bom atom atau dengan roket jarak jauh, tetapi dengan merendahkan kualitas pendidikan dan membiarkan pelajar berbuat curang…

Sehingga pasien meninggal di tangan dokter yang lulus dengan curang. Rumah-rumah roboh di tangan insinyur yang lulus dengan curang. Kerugian harta yang banyak di tangan akuntan yang lulus dengan curang…

Agama mati di tangan tokoh agama yang lulus dengan curang. Keadilan hilang di tangan hakim yang lulus dengan curang. Dan menyebarnya kebodohan di antara pelajar di tangan guru yang lulus dengan curang.”

Setelah membaca kutipan ini, kita tentu bertanya, apakah ada negara yang maju karena memerhatikan kualitas pendidikan dan tak menormalisasi kecurangan? Tentu ada. Di antaranya adalah Mauritius.

Negara kecil di benua Afrika ini, menyediakan pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi, termasuk tranportasi dari rumah ke sekolah-sekolah. Negara juga menggratiskan layanan medis, termasuk operasi besar.

Kini Mauritius adalah negara terkaya di Afrika. Di sana tak ada tunawisma, karena 90 persen dari penduduknya punya rumah sendiri, dengan pendapatan perkapita penduduk mencapai 19.600 dolar AS!

Dari sini kita belajar bahwa sesuatu yang baik tak akan mungkin diperoleh dengan cara-cara yang buruk atau curang. Jika pintu masuknya kotor, keluarnya akan nista. Kurupsi dan kehancuran cuma soal waktu.

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg