Takengon – detikperistiwa.co.id
Amrun Saleh membantah bahwa dirinya yang menjadi dalang dugaan perumahan 27 Dosen dan Pegawai di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon.
Wajar saja setiap insan manusia tentu tidak ingin namanya disangkakan dalam perbuatan yang salah. Namun “borok” didalam IAIN terus mengalir keluar, akibat salah penanganan P3K “SK gantung”.
Amrun menyampaikan dirinya tidak terlibat dalam merumahkan P3K yang telah menjadi viral dan berjasa bagi kampus.
Lain itu, Amrun juga membantah bahwa dirinya ada memotong anggaran atau gaji yang diperuntukkan bagi karyawan. Seterusnya Amrun juga membantah dirinya melakukan dan meminta uang dari kegiatan yang ada di IAIN Takengon.
Sebelumnya narasumber yang dapat dipercaya mengatakan, Amrun sebagai Kabiro IAIN ada memotong dana dari kegiatan DIPA 2024 lalu. Besarannya setiap kegiatan bervariasi, “Ada nilai Rp.10 Juta sampai Rp.25 juta per-kegiatan.
Menurut sumber tadi, hasil dana itu diberikan ke “Jakarta”. “Ya kami dengar ke Jakarta dana itu dikirim,” kata sumber itu membeberkan melalui Whatshapp.
Contoh lain, misalnya kegiatan seminar proposal didalam DIPA tersedia Rp. 50 juta. Namun, oleh Kabiro Amrun Saleh langsung dipotong senilai Rp.25 juta. “Uang tersebut langsung dipotong di Bendahara,” kata Sumber Media dengan nada kecewa. Tapi laporan penyelenggara di keuangan harus Rp.50 juta. Begitu dugaan lainya yang dilakukan Amrun Saleh.
Seterusnya dugaan pemotongan gaji karyawan dengan besaran Rp.500 ribu per-orang. Hal ini juga dibantah oleh Amrun Saleh. “Tidak pernah saya lakukan hal itu. Saya bekerja untuk IAIN,” kata Amrun Saleh diujung telepon, 11 Maret 2025.
Tidak hanya sampai disitu. Amrun Saleh diduga juga memasukan karyawan dan dosen di tahun 2024 lalu tampa melalui prosedur. Dengan melalui tes, wawancara dan sebagainya. “Begitu kelakuannya dia lebih banyak bergerak sendiri memanajemen tupoksinya, sehingga bisa bermain “cantik”,” kata sumber itu lagi.
Dan hari ini menurut sumber itu lagi, IAIN Takengon meminjam tenaga seseorang guru MTsN untuk menangani keuangan (Bendahara-red).
Salah seorang karyawan tang lulus P3K meminta aparat penegak hukum Polres atau Kejaksaan memeriksa Amrun Saleh yang diduga kuat telah melalukan pemotongan gaji karyawan dan terindikasi kuat mengutip dana dari proyek yang telah berjalan untuk di setor ke “Jakarta”.
“Aparat penegak hukum harus memeriksa Amrun Saleh yang diduga kuat telah melakukan tindakan korupsi terhadap dana di IAIN,” ujar karyawan yang namanya enggan ditulis.(#)