Bireuen – detikperistiwa.co.id
Ketua Umum Relawan Peduli Rakyat Lintas Batas, Arizal Mahdi, menyampaikan kritik tajam terhadap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait penilaian terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengarahkan siswa bermasalah untuk mendapatkan pembinaan melalui pelatihan militer.
“Komnas HAM hari ini terlihat terlalu banyak mencampuri urusan pembinaan karakter generasi muda. Ketika seorang kepala daerah berinisiatif mendidik siswa bermasalah dengan pendekatan disiplin melalui pelatihan militer, justru Komnas HAM yang menyangsikannya. Kami menilai sudah saatnya lembaga ini dievaluasi secara serius,” tegas Arizal Mahdi di Bireuen, Sabtu (4/5/2025).
Menurut Arizal, pendekatan militer tidak boleh dipersepsikan negatif, terutama jika tujuannya adalah pembentukan karakter dan kedisiplinan.
“Jangan berprasangka buruk terhadap militer dalam mendidik anak. Justru nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan nasionalisme yang diajarkan dalam pelatihan militer sangat dibutuhkan oleh generasi muda saat ini,” ujar Arizal.
Ia menjelaskan bahwa pelatihan kemiliteran bukan bentuk hukuman, melainkan metode pembinaan karakter yang telah terbukti membentuk mentalitas positif pada anak-anak.
“Daripada mereka terjerumus dalam kenakalan remaja dan narkoba, lebih baik diarahkan melalui pelatihan yang membentuk kepribadian disiplin. Komnas HAM seharusnya mendukung kebijakan seperti ini, bukan malah menekannya,” lanjutnya.
Arizal juga menyoroti sikap Komnas HAM yang dinilai terlalu kaku dalam pendekatan hukum.
“Jika Komnas HAM tidak mampu lagi menyesuaikan diri dengan dinamika sosial dan kebutuhan pembangunan karakter generasi muda, maka wajar jika masyarakat mempertanyakan relevansi lembaga tersebut ke depan,” pungkas Arizal Mahdi.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas komentar Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro, yang sebelumnya menyebut kebijakan pendidikan militer bagi siswa bermasalah sebagai tindakan yang keliru dan berada di luar kewenangan TNI.
“Kami berharap seluruh elemen bangsa, termasuk lembaga negara, dapat bersinergi dalam membangun karakter generasi muda demi masa depan Indonesia,” tutup Arizal.
Detik Peristiwa