Partai Demokrat Ajak Masyarakat Jegong Singosari Lanjutkan Pembangunan Bersama Yani -Alief

Gresik – detikperistiwa.co.id

Calon Bupati Gresik nomer urut 1, Fandi Ahmad Yani mengaku bingung dengan adanya Pilkada tunggal.

Namun dirinya lebih bingung lagi, ketika dirinya bersama dr Alief sebagai calon tunggal, malah dituduh menciderai bahkan mematikan demokrasi.

‘Kalau mati ayo kita tahlilan,” ujarnya berseloroh saat bersilaturahmi dengan ratusan warga Jegong Kelurahan Singosari Kecamatan Kebomas, Minggu (10/11) malam.

Dalam acara malam silaturahmi yang diadakan DPC Partai Demokrat Kabupaten Gresik itu, Gus Yani mengaku saat mendaftar bersama dr Alief pihaknya sudah sesuai prosedur. Bahkan KPU sampai memperpanjang masa pendaftaran, termasuk untuk pendaftar independen, agar tidak terjadi calon tunggal

“Tapi sampai batas waktu yang ditentukan, tidak ada pendaftar lagi sehingga akhirnya KPU memutuskan kami sebagai calon tunggal. Dan Partai Demokrat adalah partai pertama, yang menerbitkan rekom untuk kita,” katanya disambut tepuk tangan yang hadir.

Karena Pilkada yang bakal digelar 27 November 2024 hanya ada calon tunggal, kata Gus Yani, pihaknya kini berkampanye mengajak masyarakat agar tidak golput. Sekaligus upaya menyakinkan masyarakat, bahwa calon bupati dan wakil bupati yang memiliki visi misi lah, yang bisa dititipi pembangunan Gresik ke depan.

Karena dirinya mengakui, selama 3,5 tahun menjadi bupati masih ada sejumlah pekerjaan yang belum tuntas. Seperti UHC, tunjangan BOSDA yang bakal dicairkan bulan ini, serta tunjangan untuk guru paud dan guru ngaji.

“Kalau Gresik dipimpin Pj, otomatis semua rencana pembangunan bakal mandek. Karena tugas Pj tidak akan melakukan pembangunan, tetapi sekadar menjalan rutinitas pemerintahan, dan terutama menyiapkan pilkada ulang,” tambahnya.

Sementara anggota DPRD Propinsi Jatim dari Partai Demokrat, Samwil menegaskan kepada seluruh kader Demokrat dan masyarakat Jegong, kotak kosong biarkan kosong.

“Ada dalilnya, bahwa harus ada yang dipilih diantara kamu (manusia) untuk memimpin. Jadi manusia harus pilih manusia, bukan pilih kotak kosong. Biarkan yang kosong tetap kosong, itu memang maqomnya,” ujar politikus asal Bawean.

Sementara dalam sesi tanya jawab, Ketua RW 2 Rahman mengaku wilayahnya menjadi korban polusi pabrik Wilmar. Untuk itu, kepada Gus Yani, ia mewakili warga meminta agar ada kompensasi berupa warganya menjadi tenaga kerja di pabrik penghasil minyak goreng tersebut.

Menjawab itu, Gus Yani menyadari Jegong memang dekat dengan industri. Pihaknya sudah mencanangkan bahwa 60 persen karyawan sebuah industri harus warga ber KTP Gresik.

“Selain itu, pabrik harus siapkan 1 persen kuota pekerja, untuk anak anak disabilitas warga Gresik. Diutamakan warga sekitar industri tersebut,” tegas Gus Yani.

Pemda juga menyiapkan sertifikasi kompetensi untuk anak anak muda yang berprestasi, agar bisa bersaing di dunia kerja.

“Akan kita subsidi, agar anak muda kita bisa mendapatkan sertifikat yang diakui negara untuk bisa bekerja atau minimal memiliki ketrampilan,” tegasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg