Sebuah Terowongan Aneh Di Daerah Brebes jawa tengah Mengundang Simpatisan Para Warga Yg Melintas di Sebuah Terowongan Tersebut.

       Dok.Https//detikperistiwa.co.id         Terowongan Gedong Jimat di Brebes memang unik dan cukup ekstrem untuk dilalui, terutama bagi pengendara motor yang harus membungkuk atau bahkan merebahkan badan agar bisa melewatinya. Dengan tinggi hanya sekitar 1 meter, ini jelas bukan jalur biasa untuk kendaraan bermotor.
Fenomena ini menjadi viral karena menunjukkan bagaimana warga tetap memanfaatkan jalur ini meskipun sudah ada terowongan baru yang lebih besar. Salah satu alasan utamanya adalah karena jalan utama sedang diperbaiki, membuat akses melalui terowongan sempit ini menjadi lebih ramai dari biasanya.
Dari segi keselamatan, tentu ini cukup berisiko, apalagi jika pengendara tidak berhati-hati atau jika ada kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan. Kehadiran petugas kepolisian yang membantu di lokasi setidaknya bisa mengurangi potensi kecelakaan.
Menurutmu, sebaiknya pemerintah setempat segera mencari solusi permanen untuk akses warga, atau tetap membiarkan ini sebagai jalur alternatif meskipun berisiko?

Penulis :Mujihartono

VIRAL TEROWONGAN ANEH di BREBES, PEMOTOR HARUS NUNDUK Atau REBAHAN SAAT MELEWATI TEROWONGAN ANEH TERSEBUT

Brebes – Sebuah terowongan sempit di Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, viral di media sosial. Meski sempit, terowongan setinggi 1 meter itu setiap hari dilalui oleh warga yang akan menuju kota kecamatan.
Pengendara motor yang lewat harus membungkuk atau merebahkan punggungnya ke Warga sekitar menyebut terowongan ini dengan nama terowongan Gedong Jimat karena lokasinya tidak jauh dari bekas gudang penyimpanan pusaka (gedong jimat) di RT 3 RW 2, Desa Karangmalang, Ketanggungan.

Warga setempat, Sugeng Hargono (53), mengatakan terowongan ini dibuat saat pembangunan jalur kereta api sejak masa penjajahan Belanda. Terowongan atau yang biasa disebut underpass ini berada di bawah rel kereta api dengan panjang 5 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter.

“Ada dua terowongan, yang pertama itu sempit dan dibuat pada masa penjajahan Belanda,” kata Sugeng saat ditemui di lokasi, Selasa (17/11/2020).

Sementara terowongan satunya lagi dibuat pada tahun 2017-2018, saat pemerintah membangun rel ganda. Terowongan baru itu memiliki tinggi 2 meter lebar 2 meter dan panjang 5 meter. Lokasinya berdampingan dengan terowongan sempit tersebut.

Namun warga setiap hari tetap ada yang melintasi terowongan pertama yang sempit sebagai jalur alternatif menuju kawasan kota dan pasar. Sejak lima hari lalu, intensitas warga yang melewati terowongan itu makin banyak.

Menurut Sugeng, alasannya jalan utama penghubung dari desa di wilayah selatan Ketanggungan ke kawasan kota kecamatan ditutup karena tengah diperbaiki. Desa di wilayah selatan ini antara lain Desa Baros, Buara, Cikeusal Lor, Cikeusal Kidul dan lainnya.

“Biasanya yang melintas di sini cuma warga sekitar. Namun sejak ada perbaikan di jalur utama, warga dari desa di wilayah selatan Ketanggungan yang mau belanja atau ke kota kecamatan semua lewat sini,” jelas Sugeng.

Bagi pengendara motor, terowongan ini menjadi pilihan karena tergolong jalur pintas. Sebenarnya ada jalur alternatif lain, yakni di Desa Jagapura. Akan tetapi pemotor harus memutar dan jaraknya cukup jauh untuk sampai ke pasar atau kota.

Karena ukurannya yang sempit dan pendek, pemotor harus membungkukkan badan saat masuk terowongan. Tidak sedikit, pemotor harus dalam posisi merebahkan punggungnya ke motor saat memasuki terowongan ini. Untuk motor yang memiliki spion tinggi, tidak akan bisa masuk terowongan.

Salah seorang Desa Baros, Diki (31), yang kebetulan melintas mengaku khawatir saat melewati terowongan ini. Alasannya, meski sudah membungkuk, bagian kepala tetap saja menyerempet atap beton terowongan.

“Sebenarnya sih ngeri juga melewati terowongan ini, karena kepala sering menyerempet atap. Tapi kalau harus memutar jaraknya jauh karena harus memutar,” kata Diki.

Sementara itu, Kapolsek Ketanggungan, AKP Suroto, mengatakan petugas dari Polsek ditempatkan di lokasi untuk membantu warga melewati terowongan sempit tersebut. Menurut Suroto, tidak sedikit warga yang perlu dibantu saat masuk di dalam terowongan.

“Bersama warga kita ikut membantu. Terutama kalangan ibu-ibu, atau tukang becak yang penuh muatan,” jelas Suroto di lokasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg