Suara Yang Terabaikan, Kekecewaan Seorang Wanita Korban Penggelapan Puluhan Mobilnya Raib Digasak Maling

Https//detikperistiwa.co.id

Penulis: Arif Pram Kabiro Kendal

Suara Yang Terabaikan: Kekecewaan Korban Penggelapan Mobil di Kendal

Kendal, Jateng –detikperistiwa.co.id
Di tengah heningnya pagi di Polres Kendal, puluhan wajah dipenuhi harapan dan kekecewaan. Hariyanti, seorang korban penggelapan mobil, berdiri di antara mereka, memancarkan rasa putus asa yang mendalam. Ia adalah bagian dari kisah memilukan mengenai penggelapan 29 unit mobil oleh AY, seorang karyawan pabrik yang kini masih bebas berkeliaran.

“Setiap kali kami datang ke sini, kami merasa seperti terjebak dalam labirin tanpa ujung,” ungkap Hariyanti, suaranya bergetar. Setelah melapor kehilangan yang meresahkan, ia dan para korban lainnya merasa dipingpong dalam birokrasi yang tidak memberikan kepastian. Rasa frustrasi ini melampaui kehilangan material; ini tentang keadilan yang tampak jauh dari jangkauan.

Hariyanti mengisahkan pengalamannya ketika datang ke Unit 3 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Alih-alih menemukan kepastian, ia justru disuruh kembali pada hari Minggu karena petugas sedang menangani kasus pembunuhan yang sempat viral. “Kami merasa diabaikan. Seolah-olah kasus kami tidak penting dibandingkan dengan yang lain,” keluhnya, mencerminkan perasaan terpinggirkan yang menyakitkan.

Lebih lanjut, Kasat Reskrim memberi tahu Hariyanti bahwa mereka harus menunggu keputusan apakah laporan akan digabung atau dipisah, mengingat para korban berasal dari berbagai pemilik rental. “Kami hanya ingin kejelasan. Kenapa harus menunggu lagi?” tanyanya, mengekspresikan rasa frustrasi yang semakin menguat.

Arif Efendi seorang korban lain, menambahkan, “Kami hanya ingin didengar. Seolah-olah kasus ini tidak dianggap serius.” Kekhawatiran di kalangan masyarakat Kendal pun mulai merayapi benak mereka. “Kami bukan sekadar korban; kami adalah bagian dari komunitas ini. Ketika satu dari kami terluka, kami semua merasakannya,” ujarnya, menyoroti rasa solidaritas yang kuat di antara mereka.

Meskipun dari pihak kepolisian melalui Kasat Reskrim berjanji untuk menindaklanjuti kasus ini, banyak korban merasa bahwa pernyataan tersebut tidak cukup untuk menghapus rasa abai yang mengemuka. “Kami sudah mendengar janji-janji ini sebelumnya. Apa buktinya?” tanya Hariyanti, nada skeptis mengalun dalam suaranya. Rasa frustrasi ini semakin menguat, mengingat pelaku masih bebas dan kasus ini tampak terabaikan.

Masyarakat Kendal semakin merasakan dampak dari ketidakpastian ini. “Kami khawatir bahwa jika kasus ini tidak ditangani dengan serius, akan ada korban lain,” ungkap Arif, menambahkan bahwa kepercayaan terhadap penegakan hukum semakin memudar. “Kami ingin merasa aman, tetapi kenyataannya berbeda.”

Kisah ini bukan hanya tentang mobil yang hilang, tetapi juga tentang rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama. Masyarakat Kendal dan kepolisian diharapkan dapat bersinergi, membangun kembali rasa aman dan kepercayaan dalam penegakan hukum. Apakah kita akan membiarkan kekecewaan ini terus berlanjut, ataukah kita akan bersama-sama berjuang untuk keadilan yang pantas bagi semua?

Penulis: ARIF kabiro KENDALEditor: Mujihartono Kaperwil Jateng (Admin)Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg