Pasokan dari Jawa Berlebih, Harga Beras di Tabanan Berangsur Turun

Tabanan | detikperistiwa.co.id

Pasokan beras dari Pulau Jawa berlebih. Hal itu membuat penurunan harga beras jelang Galungan di kabupaten Tabanan.

 

Informasi yang dihimpun, harga awal beras di Tabanan di tingkat penggilingan Rp 15.200. Kemudian, turun ke posisi Rp 14.900 per kg. Dan kini kembali turun, ke posisi Rp 14.700.

 

Salah satu pengelola usaha penggilingan beras (PB) Boki Murni di Desa Bengkel, Kediri, Tabanan, Pande Putu Widya Paramarta, mengatakan, kini harga beras turun Rp 200 per kg. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan beras dan gabah dari Jawa.

 

“Info yang saya terima, beras dari Jawa yang masuk ke Bali sudah mencapai 14.200 ton. Begitu juga gabah dari luar sudah masuk Bali. Harganya, turun ke posisi Rp 7.300 per kg atau dibawah harga pasar,” ucapnya Senin 26 Februari 2024.

 

Menurut dia, tren penurunan harga beras ini, dipengaruhi juga oleh program Bantuan Sosial (Bansos) dan adanya program Pasar Murah.

 

Program itu membuat permintaan masyarakat atau konsumen akan beras mengalami penurunan dari sebelumnya.

 

Dan juga, permintaan konsumen selalu terjadi penurunan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

 

Belum lagi, sejumlah pedagang besar yang mulai bersikap hati-hati dalam memenuhi stok beras di tengah tren penurunan harga saat ini.

 

“Jadi tidak hanya dipengaruhi dari jawa ada juga faktor-faktor lainnya,” ungkapnya.

 

Pande menambahkan, bahwa penurunan harga beras ini bukan disebabkan karena mulai adanya panen raya di Bali. Panen raya di Bali baru akan terjadi pada satu bulan kedepan.

 

Saat ini panen yang ada di Bali hanya berupa spot-spot kecil saja, sedangkan panen dalam jumlah besar atau panen raya baru akan terjadi satu bulan kedepan. “Bukan karena panen raya. Karena baru bulan depan,” jelasnya.

 

Di bagian lain, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Tabanan, Ketut Budiarta mengatakan hal yang sama.

 

Dimana, dua hari terakhir harga gabah di tingkat petani sudah mengalami penurunan.

 

Itu berpeluang akan mempengaruhi dari tren penurunan harga beras nantinya.

 

Namun ia tidak bisa memprediksi penurunan harga beras itu nantinya akan terus berlanjut atau tidak.

 

“Kita tidak bisa prediksi. Tapi bila Bulog akan terus mengeluarkan beras untuk masyarakat umum, kemungkinan akan turun. Namun jika hanya mengeluarkan untuk program Pasar Murah saja, kemungkinan harga tetap seperti ini. Tergantung dari pemerintah,” bebernya.

 

 

Sby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://detikperistiwa.co.id/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240311-WA0045.jpg